Jumat, 24 Juni 2016

Biografi Sahabat Al-Muksirun Fi Riwayah Hadits, Umar bin Abdul Aziz dan Al-Zuhri

Posted by Vadianyourlife on 20.53 with 3 comments
BIOGRAFI SAHABAT AL-MUKSIRUN FI RIWAYAH HADITS
UMAR BIN ABDUL AZIZ DAN AL-ZUHRI


Oleh:
Sulaiman
Shalahudin Al Ayubi
Eva Dianidah 
Jurusan Pendidikan Agama Islam Semester 2
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar belakang
Para sahabat tidak sama banyak dalam periwayatan Hadits, diantara mereka ada yang lebih banyak dalam periwayatan Hadits dari pada yang lain, bergantung dari ketekunan dan keahlian sunnah-sunnah, karena tidak seluruh sahabat menekuni dalam satu bidang. Diantara mereka ada yang lebih menekuni dalam bidang Tafsir seperti‘Abdullah bin Mas’ud dan Abdullah bin Abbas. Diantara mereka adapula yang menekuni dalam bidang Faraid seperti Zaid bin Tsabit, dan diantara mereka juga ada yang menekuni dalam bidang Hadits dan lain-lain. Bahkan diantara mereka ada yang lebih banyak yang berkecimpung dalam bidang politik, pertanian dan perkebunan.
Untuk melengkapi pemahaman kita terhadap ilmu Hadits, maka hendaklah pula mendalami ilmu biografi riwayat-riwayat para ulama Hadits karena untuk dapat melengkapi diri dengan ilmu-ilmu ini adalah syarat mutlak dalam usaha membangun  laboratorium tarjih.
Pada makalah ini akan dipaparkan diantara para sahabat yang banyak meriwayatkan Hadits. Maksud banyak disini adalah meriwayatkan lebih dari 1000 hadits, para ulama Hadits yang sangat berperan dalam upaya penulisan Hadits dan ilmu Hadits sejak generasi Tabi’in sampai pada abad kelima Hijriyah.




 
B.     Perumusan Masalah
1.      Apa definisi dari Al-Muktsirun fi Al-Riwayah Al-Hditsdan pentadwinHadits?
2.  Siapa saja sahabat yang mendapat gelar Al-Muktsirun fi Al-Riwayah Al-Hditsdan pentadwinHadits?
3.      Bagaimana biografi sahabat yang mendapat gelar Al-Muktsirun fi Al-Riwayah Al-Hditsdan pentadwinHadits?
C.     Tujuan
1.      Untuk dapat mengetahui definisi dari Al-Muktsirun fi Al-RiwayahAl-Hdits danpentadwinHadits.
2.      Untuk dapat mengetahui sahabat yang mendapat gelar Al-Muktsirun fi Al-RiwayahAl-Hdits danpentadwinHadits.
3.      Untuk dapat mengetahui biografi sahabt yang mendapat gelar Al-Muktsirun fi Al-Riwayah Al-Hditsdan pentadwinHadits



BAB II
PEMBAHASAN


A.      Biografi Sahabat Al-Muksirun Fi Riwayah Al-Hadits
Dalam penulisan Hadits, ada beberapa tokoh atau ulama Hadits yang sangat berperan dalam upaya penulisan, pengembangan Hadits dan ilmu Hadits sejak generasi Tabi’in hingga pada abad kelima Hijriyah.Secara garis besar biografi periwayat Haits dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar.[1]Pertama, para sahabat yang mendapat predikat Al-Muktsirun fi Al-Riwayah Al-Hdits, yaitu para tokoh atau ulama yang banyak meriwayatkan Hadits. Para ahli Hadits telah mengurutkan kelompok ini mulai dari rawi yang paling banyak meriwayatkannya, yaitu Abu Hurairah sebanyak 5.347 buah Hadits, Abdullah Ibn Umar sebanyak 2.630 buah, Anas Ibn Malik sebanyak 2.286 buah, Siti ‘Aisyah 2.210 buah, Abdullah Ibn Abbas 1.660 buah, Jabir Ibn Abdillah 1.540 buah, dan Abu Sa’id Al-Khudri sebanyak 1.170 buah.
Kelompok kedua adalah kelompok para ulama Hadits yang telah berhasil mentadwinkan Hadits, yaitu mengumpulkan, menulis, membukukan, dan menerbitkan buku Hadits dan ilmu Hadits. Mereka adalah Umar Ibn Abd Al-Aziz, Muhammad Ibn Abu Bakar Ibn Hazm, Muhammad Ibn Syihab Al-Zuhri, Al-Ramahurnuzi, Imam Al-Bukhari, Imam Muslim, Imam Al-Nasa’i, Imam Abu Daud, Imam At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah.



 
1.    Abu Hurairah
                  Nama asli Abu Hurairah di masa jahiliyah adalah ‘Abd Syams Ibn Sakhr.Kemudian setelah masuk Islam, beliau diberi nama oleh Nabi dengan Abdurrahman Ibn Sakhr Al-Dausi (dari Bani Daus Ibn Adnan) Al-Yamani (salah satu kabilah di Yaman). Ibunya bernama Maimunah, yang memeluk Islam berkat seruan Nabi.[2] Berdasarkan buku Al-Maliki, Al-Manhal halaman 202, dijelaskan  bahwa kemudian Abdurrahman Ibn Shakr dipanggil Abu Hurairah oleh Rasulullah yang berarti bapaknya kucing pada saat beliau melihatnya membawa kucing kecil. Memang ia sangat menyayangi kucing, disetiap hari ia selalu membawanya ke mana ia pergi dan pada malam hari ditempatkan di sebuah pepohonan. Nama kesayangan yang diberikan Rasulullah kemudian menjadi nama panggilan yang terkenal sehingga nama aslinya sangat langka terdengar.[3]Abu Hurairah adalah seorang sahabat Rasul SAW yang diberi gelar kehormatan oleh para ulama dengan Al-Imam, Al-Faqih, Al-Mujtahid, dan Al-Hafidz.Ia dilahirkan pada tahun 19 sebelum hijriyah, dan meninggal di Al-‘Aqiq pada tahun 59 H.[4]
Abu Hurairah datang ke Madinah pada tahun Khaibar yaitu pada bulan Muharram tahun 7 H, lalu memeluk agama Islam.Setelah beliau memeluk Islam, beliau tetap bersama Nabi dan menjad ketua Jama’ah Ahlus Suffah.Karena inilah beliau mendengar Hadits dari Nabi.[5]
Abu Hurairah memiliki sifat-sifat terpuji diantaranya wara, takwa, dan zuhud.Ia juga seorang candais dan humoris yang bermanfaat. Ketika bertemu dengan anak-anak kecil, banyak humor dan ketika bertemu dengan teman-temannya di pasar, ia suka bercerita dengan cerita yang yang menghibur, tetapi pada malam hari, ia selalu melaksanakan shalat tahajud sepanjang malam secara khusu.
Abu Hurairah pernah diangkat menjadi gubernur Bakhrain pada masa Umar bin Khattab dan pada masa Ali beliau juga pernah akan diangkat menjadi gubernur, tetapi ia keberatan, kemudian pada masa Muawiyyah ia diangkat menjadi gubernur Madinah.
Menurut pentahqikan Baqy Ibnu Makhlad, seperti yang dikutip oleh Ibnu Dausy, beliau meriwayatkan hadis sejumlah 5374 hadis, menurut Al-kirmany 5364. Dari jumlah tersebut 325 hadis disepakati oleh Bukhari-Muslim. Bukhari sendiri meriwayatkan 93 hadis, sedangka Muslim sendiri 189 hadis.
Abu Hurairah meriwayatkan hadis dari Nabi sendiri, dan dari sahabi, diantaranya ialah, Abu Bakar, Umar, Al-Fadlel, Ibn Abbas Ibnu Abdil Muththalib, Ubai Ibn Ka'ab, Usamah Ibn Zaid, Aisyah.
Hadits-hadits banyak diriwayatkan oleh sahabat dan Tabi'in.Diantara para sahabat ialah Ibn Abbas, Ibn Umar, Annas, Watshilah Ibn Al-Asqa, Jabir Ibn Abdullah Al-Anshari.
Berikut adalah salah satu Hadits Abu Hurairah yang hanya diketahui olehnya dan Nabi SAW:
عَنْ اَبِي هُرَيْرَة قَالَ قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللّهُ : اِنِّي اَسْمَعُ مِنْكَ حَدِيْثًا كَثِيْرًا اَنْسَاهَ قَالَ :" اِبْسِطْ رِدَاءَكَ" فَبَسَطْتُهُ قَالَ فَغَرَفَ بِيَدَيْهِ ثُمَّ قَالَ "ضُمُّهُ"  فَضَمَمْتَهُ فَمَانَسِيْتُ شَيْعًا بَعْدَهُ
Dari Abu Hurairah, Beliau berkata:  Wahai Rasulullah Sesungguhnya aku mendengarkan hadis yang banyak darimu namun aku melupakannya, maka Rasulullah mengatakan “Hamparkanlah selendang mu”, lalu aku hamparkan sel endangku, kemudian Nabi mengambilnya dengan tangannya lalu Beliau bersabda “Peluklah selendan gmu”, maka akupun memeluknya  dan aku tidak lupa sedikitpun setelah itu.”                                                                            
          Abu Hurairah adalah salah seorang sahabat yang terbanyak dalam hal periwayatan Hadits. Ada beberapa faktor banyaknya periwayatan yang diperoleh Abu Hurairah sehingga menjadi sahabat yang meriwayatkan Hadits terbanyak dibandingkan dengan yang lain, antara lain sebagai berikut:[6]
    1.    Rajin menghadiri majelis majelis Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam.
    2.    selalu menemani Rasulullah karena ia sebagai penghuni shuffah di Masjid Nabawi.
   3.   Kuat ingatannya karena ia salah seorang sahabat yang mendapat doa dari Nabi, sehingga hafalannya kuat dan tidak pernah lupa apa yang ia dengar dari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam.
    4.    Banyak berjumpa dengan para sahabat senior sekalipun nabi telah wafat. Ia berusia cukup panjang yaitu 78 tahun dan masih hidup 47 tahun setelah nabi wafat.
    5.   Abu Hurairah tidak memiliki anak dan istri sehingga terfokus pada nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam saja dan beliau tidak disibukkan dengan perang sehingga banyak terkonsentrasi baik dengan Al-Qur’an maupun Hadits.[7]
    6.  Abu Hurairah ketika meriwayatkan Hadits tidak ragu-ragu, tidak takut salah ketika meriwayatkan Hadits dari apa-apa yang dilihat dari Nabi dan apa-apa yang diperoleh dari sahabat-sahabat.[8]
    7. Menceritakannya bukan karena ia gemar bercerita, tetapi karena keyakinan bahwa menyebarluaskan hadits-hadits ini, merupakan tanggung jawabnya terhadap Agama dan hidupnya. Kalau tidak dilakukannya berarti ia menyembunyikan kebaikan dan haq, dan termasuk orang yang lalai yang sudah tentu akan menerima hukuman dari kelalaiannya itu.[9]
            Para Imam Hadits dalam meriwayatkan Hadits apakah itu shahih atau tidaknya berdasarkan penelitian kriteria-kriteria tertentu. Mereka dalam melakukan penelitian nya hanya terbatas pada informasi, dan hadis yang diterima oleh para peneliti itu yang memungkinkan banyak hadits yang telah sampai kepada mereka, sehingga banyak yang telah meriwayatkan dalam periwayatan Hadits. Namun para sahabat dalam melakukan penelitiannyabanyak jalannya atau jalur yang dilaluinya, namun ada banyak juga yang berhenti dalam penelitiannya. Sedangkan Abu Hurairah dalam meneliti tidak hanya pada satu jalur tetapi seluruh jalur dilakukannya sehingga banyak meriwayatkan hadits dibandingkan dengan para sahabat yang lain.[10]
2.    Abdullah Ibn Umar
Abdullah Ibn Umar lahir pada tahun kedua atau ketiga dari kenabian, dan meninggal pada tahun 73 H = 693 H di Makkah. Masuk Islam ketika ia masih berusia 10 tahun bersama ayahnya. Ia berhijrah ke Madinah lebih dulu dari pada ayahnya. Pada masa perang Uhud ia masih kecil usianya, sehingga tidak diizinkan Rasulullah mengikutinya, kecuali peperangan-peperangan berikutnya. Ia selalu ikut bertempur bersama Nabi SAW dalam perang Khandaq dan peperangan sesudahnya.
Ia adalah anak khalifah Umar Bin Khattab dan saudara kandung Habshah Umul Mu'minin. Meskipun ayahnya seorang khalifah, dan sangat luas kekuasaannya, namun ia tidak punya ambisi kedudukan atau kekhalifahan. Hal ini disebabkan disamping sikap ayahnya yang tidak nepotis, ia selalu mencurahkan segala perhatiannya untuk mencari ilmu dan beribadah. Oleh karena itu ua tidak terlibat dalam pergolakan politik yang terjadi dikalangan sahabat yang mengakibatkan prang saudara, baik pada pemerintahan Usman, Ali dan sesudahnya.
Abdullah Ibn Umar termasuk seorang sahabat yang tekun dan berhati-hati dalam periwayatan hadits.Abu Ja'far berkata: "Tidak ada seorang sahabat Nabi yang mendengar Hadits Nabi dari Rasulullah yang lebih berhati-hati dari pada Ibn Umar, ia tidak mengurangi dan tidakmenambah periwayatan."Menurut Imam Malik selama 60 tahun sesudah Nabi wafat, Ibn Umar memberi fatwa dan meriwayatkan Hadits.Ibn Al-Bakkar juga mengatakan bahwa Abdullah Ibn Umar menghafal semua yang didengar dari Rasulullah dan bertanya kepada orang-orang yang menghadiri majlis-majlis Rasulullah tentang segala perkatan dan perbuatannya.Bahkan sebagian ulama berpendapat bahwa As-Shahhu Al-Hasanid (sanad yang paling shahih) yang disebut silsilah Adz-Dzahab adalah Hadits yang diriwayatkan dari Malik dari Nafi' dari Abdullah Ibn Umar.
Ia juga adalah salah satu sahabat yang banyak meriwayatkan Hadits, jumlah Hadits yang diriwayatkannya sekitar 2630 Hadits. Sejumlah 1700 Hadits yang diantaranya disepakati oleh Bukhari dan Muslim.Bukhari meriwayatkan 81 Hadits, dan Muslim sendiri meriwayatkan 31 Hadits. Ia meriwayatkan Hadits dari Nabi dan dari para sahabat diantaranya dari ayahnya sendiri Umar, pamannya Zaid, saudara kandungnya Habshah, Abu Bakar, Umar, Ali, Bilal, Ibn Mas'ud, Abu Dzar, dan Nash.
3. Annas bin Malik
            Annas bin Malik adalah khadim (pelayan) Nabi SAW, yang terpercaya, bapaknya bernama Malik bin An-Nadhar dan ibunya bernama Ummu Sulaim yang pernah membawanya kepada Nabi ketika umurnya 10 tahun. Dan ia memohon hendaknya beliau berkenan menerima anaknya sebagi khadim dan Nabi pun menerimanya. Menurut Al-Maliki, Al-Manhal halaman 220 menyatakan bahwa Annas bin Malik  sering membawakan sandal dan ember Rasulullah. Ia mendapat doa dari Rasulullah: "Ya Allah, perbanyaklah harta dan dan anaknya, dan masukkanlah ke surga." Annas berkata: "Sungguh aku melihat dua orang wanita dan aku mengharapkan wanita yang ketiga. Demi Allah hartaku melimpah ruah dan sungguh jumlah anak-anakku dan cucuku pada hari ini mencapai seratus orang."[11]
            Pada saat perang Badar, Annas masih berusia muda maka beliau mengikuti peperangan ini, tetapi setelah itu, ia banyak melibatkan diri dalam berbagai pertempuran. Ketika Abu Bakar bermusyawarah dengan Umar, tentang pengangkatannya sebagi gubernur Bahrain, Umar memujinya; "Dia adalah seorang pemuda yang cerdas dan penulis.Dia seorang yang wara dan takwa, sebab telah lama pergaulannya dengan Nabi."Abu Hurairah berkata: "Aku tidak pernah melihat seorang yang shalatnya lebih serupa dengan Nabi dari pada Ibn Sulaim, yaitu Annas bin Malik." Ibn Sirin juga berkata bahwa Annas adalah manusia yang paling baik shalatnya, baik dalam shalat Hadhar (mukim di rumah) maupun Shafar (berpegian jauh).
            Jumlah Hadits yang diriwayatkan Annas bin Malik2286  Hadits, Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari padanya sebanyak 93 Hadits, Muslim sebanyak 71 Hadits. Sanad yang paling shahih adalah yang diriwayatkan dari Malik dariAz-Zuhri dari Annas bin Malik.[12]
            Pada akhir hayatnya, ia berpindah ke Basrah dan salah seorang sahabat yang wafat di Basrah. Beliau wafat pada tahun 93 H dalam usia lebih 103 tahun.
4. Siti Aisyah
            Siti aisyah adalah istri Rasul SAW.Putri Abu Bakar Al-Shiddiq.Ia merupakan satu-satunya istri Rasul SAW yang banyak meriwayatkan hadis, meninggal pada hari senin 17 Ramadhan 58 H.
Tentang kelebihan ilmunya, Ibnu Syihab Al-Zuhri pernah memberikan penilaian, ‘’Jika ilmu istri Rasul SAW dikumpulkan ditambah ilmu wanita-wanita lainnya, tentu tidak akan mengungguli ilmu Aisyah.Komentar yang sama juga dikemukakan oleh Urwah.  Penghargaan yang sangat tinggi juga disampaikan diantaranya oleh ayah Hisyam. Menurutnya, tidak ada sahabat yang sepandai Aisyah dalam hal mengetahui diturunkannya ayat-ayat Al-qur’an, hal-hal yang diwajibkan dan disunahkan, peristiwa-peristiwa penting, silsilah keturunan dan banyak hal lainnya. Al-Hakim dalam Mustadrak juga memberikan komentar tentang keluasan ilmu Aisyah ini, ‘’sungguh seperempat hukum syariat diriwayatkan darinya.
            Dalam menyampaikan sebuah hadis, Aisyah kerap kalimenggambarkan perihal yang menyebabkan Nabi mengeluarkan Hadits dan dalam kontek apa maksud dan tujuan yang hendak ditentukan. Itulah sebagian dari keluasan ilmunya.
            Selain menerima Hadits-Hadits langsung dari Rasul SAW, ia juga menerima Hadits dari sahabat-sahabat lainnya, seperti Abu Bakar (ayahnya), Umar, Sa’at IbnAbi Waqas, Fathimah Al-Zahra dan Usaid Ibnu Khudhair.Sedangkan yang menerima Hadits dari Aisyah bukan hanya para Tabi’in tetapi juga para sahabat lainnya.Diantara sahabat yang meriwayatkan Hadits darinya adalah Abu Hurairah, Abu Musa Al-Asy’ari, Zaib Ibnu Khalid Al-Juhni, dan Shafiah Binti Syuaibah. Sedangkan para Tabi’in yang menerima Hadts darinya diantaranya ialah  Sa’idIbnu Musayyad, Alqamah Ibnu Qais, Masruq Ibnu Al-Ajda’, Aisyah Binti Thalhah, Amrah binti Abdurahman, Hafsan Binti Sirin.
            Dalam jajaran para perawi dikalangan para sahabat, ia adalah orang ke-empat  diantara tujuh sahabat yang meriwayatkan Hadits dengan jumlah hadis yang diriwayatkan sebanyak 2.210 buah. Bukhari-Muslim menyepakati diantaranya sejumlah 174 hadis, Bukhari sendiri meriwayatkan 174 hadis dan Muslim meriwayatkan 63 hadis.
            Silsilah sanad yang paling tinggi derajatnya sampai kepadanya, ialah melalui Yahya Ibnu Sa’id dari Ubaidillah Ibnu Amr Ibnu Hafs dari Al-qasim Ibnu Muhammad. Silsilah lainnya ialah melalui Ibnu Syihab AZuhri atau Hisyam Ibnu  UrwahIbnu Al-Zubair. Sedangkan silsilah sanad yang paling lemah, ialah melalui Al-Harits Ibnu Syubi dari Ummu Al-Nu’man
            Murid-murid Aisyah diantaranya adalah ulama generasi Tabi’in.setidaknya ada empat ulama besar yang lahir darinya, Urwah Ibnu Zubair, Alqasim Ibnu Muhammad, Umrah Binti Abdudan Mu’adzah Al-Adawiyah.
Hadis-hadis dan fatwa-fatwa yang pernah diralat ooleh Aisyah telah dibukukan setidaknya oleh:
a.      Imam Badruddin Al-Zarkasyi dalam kitab Al-ijabah li Iradi ma Istadrakathu ‘Aisyah Ala Al-sahabat.
b.      Jalal Al-Din Al-Suyuthi, Aina Al –Ishabah fi Istadrak ‘Aisyah ‘ala as sahabat.

4.       Abdullah Ibnu Abbas (3s.H-68 H= 616 M-687 M)
            Abdullah Ibnu Abbasadalah anak paman Rasul SAW, Al-Abbas Ibnu Abdul Muthallib Ibnu Hasyim Ibnu Manaf Al-Maliki Al-Madaniyat AL-Thaifi.Sedang ibunya saudara Maimunah istri Rasul SAW, yaitu Ummu Al-Fadhl Lubabah Binti Al-Haris Al-Hilaliyah. Ia dilahirkan sebelum 3 tahun sebelum  hijrah, dan meninngal di Thaif tahun 68 H.
Tentang kepribadian kelebihan Abdullah Ibnu Abbas diantaranya bahwa Rasul SAW pernah mendo’akannya dan di Kabul oleh Allah SWT, dengan do’anya “Ya Allah semoga engkau memberi pemahaman kepadanya.” Ubaidillah Ibnu Abdullah Ibnu Utbah pernah berkata bahwa pengetahuan Abdullah Ibnu Abbas dalam Fiqh, Tafsir Al-Qur’an, Bahasa Arab, sya’ir, Ilmu Hisab dan Ilmu Waris tidak ada yang mengunggulinya. Hadits-hadits yang diriwayatkannya selain diterima dari Rasul SAW, juga menerima dari ayah dan ibunya, Abu Bakar,Umar  Ustman, Ali, dan Ubay Ibnu Ka’ab, Muad Ibnu Jabal dan sahabat-sahabat lainnya.
            Dalam jajaran para perawi Hadits dari kalangan sahabat ia  adalah orang kelima dari tujuh sahabat yang banyak meriwayatkan Hadits, dengan jumlah sebanyak 1.660 buah Hadits, 95 diantaranya disepakati oleh Bukhari-Muslim, 29 buah diantaranya diriwayatkan Bukhari sendiri dan 45 diriwayatkan Muslim sendiri.
            Silsilah sanad hadis yang paling tinggi nilainya yang sampai kepadanya, ialah melalui Ibn Syihab Al-Zuhri dari Ubaidillah Ibn Abdillah Ibn  Utbah. Sedang silsilah yang paling lemah ialah melalui Muhammad Ibn Marwan As- Suddi Al-Shaghir dari Al-Kalbi dari Abu Shalih.
6.Jabir bin Abdullah
Jabir bin Abdullah bin Amr bin Haram Al-Anshari. Dia bersama ayahnyya pernah menghadiri perjanjian Al-‘Aqabah kedua bersama tujuh puluh anshar yang memba’iat Nabi dan berjanji akan menolong, membantu dan membela Rasullah dalam  membela agama  serta menyebarkan Islam. Ia diantara sahabat yang paling kecil pada waktu itu.  Ia juga banyak menghadiri peperangan bersama Raasulullah tetapi tidak mengikuti perang badar dan Uhud. Menurutnya: aku ikut berperang bersama Rasulullah sebanyak 19 kali, tetapi aku tidak ikut dalam perang Badar dan Uhud karena aku dilarang oleh ayahku. Setelah ayahku terbuhuh aku tidak pernah ketinggalan dalam satu peperanganpun.Hal ini terdapat dalam Kitab Ulumul Qur’an karya Shubhi As-Shalih halaman 370.[13]
Ayahnya gugur dalam medan perang Uhud dan meninggalkan anak perempuan yang masih kecil dan hutang banyak. Sekalipun banyak beban dan tanggung jawab yang berat, ia dapat menyelesaikannya berkat perhatian Nabi SAW.
Jabir bin Abdillah banyak menghadiri majlis-majlis nabi dan bnayak bertemu para sahabat senior disamping usianya yang panjang setelah wafat nabi sehingga memungkinkan mendapatkan banyak Hadits dari Nabi SAW, ia mengambil beberapa Hadits dari Nabi SAW, Abu Bakar, Ali, Abu Ubaidah, Thalhah, Muadz bin Yasir, Khalid bin Walid, Abu Hurairah, Abu Sa’id, dan Ummi Syrik. Demikian juga tidak sedikit para sahabat adan tabi’in yang meriwayatkan Hadits dari Jabir bin Abdillah ini. Misalnya, Abdur Rahman, Uqail, Muhammad, Sa’ad bin Al-Musayyab, Mahmud bin Labid, Abu Az-Zubay, Amr bin Dinar, Abu Ja’far bin Baqir dan lain-lain.
Jumlah hadis yang diriwayatkan sebanyak 1542 hadis.Bukhari-Muslim meriwayatkan darinya sebanyak 62 Hadits.Bukhari sendiri meriwayatkan sebanyak 26 buahHadits, Muslim meriwayatkan sebanyak 126 buah Hadits.Beliau mempunyai majlis ilmu yang memberi pelajaran kepada para Tabi’in.Beliau adalah orang keenam diantara tujuh sahabat yang bnayak meriwayatkan hadis.
Beliau wafat di  Madinah pada tahun 78 H/698 m dalam usia 94 tahun. Jenazahnya disembayangkan oleh Abban bin Usman gubernur Madinah.[14]
7.  Abu Sa’id Al-Khudri
            Abu Sa’id Al-Khudri adalah nama gelar yang diberikan kepadanya, sedangkan nama aslinya adalah Sa’ad ibn Malik ibn Sinan Al-Khudr Al-Khazraji Al-Anshari. Ia dibwa ayahnya mengunjungi Rasul  SAW untuk ikut berperang pada perang Uhud, yang waktu itu baru berumur 13 tahun, tetapi Rsul melarangnya, karena dinilainya masih kecil. Ia meninggal pada tahun  74 H.Tentang kepribadiannya, ia dikenal sebagai seorang zahid dan alim. Dalam perjuangan untuk menegakkan ajaran, Abu Sa’id ikut berperng sebanyak 12 kali.
            Dalam jajaran periwayat Hadits dikalangan sahabat Abu Sa’id Al-Khudri menduduki rangking ketujuh, dengan jumlah Hadits yang diriwayatkannya sebanyak 1170 Hadits. 45 Hadits, diantaranya disepakati oleh Bukhari-Muslim, dan Bukhari sendiri meriwayatkan sejumlah 16 buah, sedang Muslim meriwayatkannya sendiri 52 buah Hadits.

B. Pentadwinan Hadis
1.    Umar bin Abdul Aziz
     Umar bin Abdul Azizbin Marwan bin Al-Hakam bin Abi Al- ‘Ash bin Umayyah bin Abdisyams bin Abdi Manaf bin  Qushay bin Kilab. Dia adalah Imam, Hafidz, Al-Allamah, seorang Mujtahid, ahli ibdah dan seorang pemimpin muslimin sejati. Dia adalah Abu Hafsh Al-Qurasy Al-Umawi Al-Madan Al-Mashri, seorang khalifah yang terkenal kezuhudannya, yang paling berpengaruh dan bijak dari keturunan Bani Umayyah.
            Umar bin Abdul Aziz lahir di Hilwan, nama daerah di Mesir ia meninggal bulan Rajab 101 H. Ayahnya seorang pemimpin daerah di  sana tahun 61 atau 63 H, ibunya bernama Ummu ‘Ashim bin Umar Al-Khattab ra.
            Said bin ‘Ufair berkata “Umar bin Abdul Aziz orang yang berkulit sawo matang (kecoklatan ), wajahnya lembut, baik perangainya, kecil badannya, bagus jenggotnya dan tajam penglihatannya. Diwajahnya terdapat bekas luka akibat diserang hewan. Ketika Al-WAlid menjabat sebagai khalifah, Umar bin Abdul Aziz di angkat menjadi gubernur Madinah. Dia menjabat wali kota Madinah dari tahun 86 H hingga 93 H,[15]
            Umar bin Abdul Aziz khalifah ke-8 dari Daulah Bani Umayyah, yang oleh banyak ulamakarena kearfan, keadilan, kewarasan dan keluhurannya terutama setelah menjadi khalifah dimasukan ke dalam jajaran Khulafaur Rasyidin.
            Dalam sejarah perkembangabn Hadis ia sangat berjasa karena gagasannya untuk mengumpulkan hadis dalam satu Kitab Tadwin. Untuk keperluan ini, ia sebagai khalifah memberikan instruksi kepada Abu Bakar Ibnu Muhammad Ibn Hazm, gubernur Madinah agar segera mengumpulkan orang-orang yang mengetahui Hadis, khususnya hadis-hadis yang ada pada Amrah bin Abdur Rahman Al-Anshary dan Al-Qasim Ibn Muhammad Ibn Abi Bakar serta menghimpunnya. Intruksi serupa disampaikan juga kepada Muhammad Ibnu Muhammad IbnSyihab Az-Zuhri.
            Meskipun hasil Tadwinnya tidak sampai pada tangan umat Islam generasi berikutnya, akan tetapi sebagai perintis formal dalam pentadwinan hadis dari berbagai persoalan seperti kehilangan dan usaha pemalsuan.             hadis-hadisnya ia terima dari sahabat dan sesame Tabi’in lainnya, diantaranya Anas Ibn Malik, Al-Saib Ibn Yasid, Abdullah Ibn Ja’far, Yusuf Ibn Abdillah Ibn Salam, Uqbah Ibn Amir Al-Juhni, Abdullah Ibn Ibrahim Ibn Qarit, Al-Rabi’ Ibn Sabrah Al-Juhni, Urwah Ibn Zubair, Abu Salamah Ibn Abdur Rahman, dan Abu Bakar Al-Haris Ibn Hisam. Sedangkan yang meriwayatkan hadis-hadisnya diantaranya Abu Salamah Ibn Abdir Rahman (gurunya sendiri), Abdullah bin Abdul Aziz (anak-anaknya), Zuban Ibn Abdul Azizi, Maslamah bin Abdul Al-Malik bin Marwan, Ibn Syhab Al-Zuhri, Abu Bajr Muhammd Ibn Amr Ibn Hazm, Laits bin Abu Raqayah, Al-Tsaqafi, Ayyub Al-Sakhtiyami dan Abdul Malik bin Al-Tufail.
            Perintah Umar Bin Abdul Aziz dalam pentadwinan HaditsUmar bin Abdul Aziz menulis kepada Abu Bakr bin Hazm: Perhatikanlah apa yang dapat diperoleh dari hadis Rasullalu tulislah. karena aku takut akan lenyap ilmu disebabkan meninggalnya ulama dan jangan diterima selain hadis Rasul SAW dan hendaklah disebarluaskan ilmu dan diadakan majelismajelis ilmu supaya orang yang tidak mengetahuinya dapat mengetahuinya, maka sesungguhnya ilmu itu dirahasiakan.[16]
2.    Muhammad bin Muslim Az-zuhry
            Muhammad bin Muslin Az-zuhry ialah Abu Bakar Muhammd bin Muslim Ubaydillah bin Abdullah bin Sihab Al-Qurasy Az-Zuhry. Beliau adalah Ulama’ besar Tabi’in yang mula-mula mentadwilkan hadis dari salah seorang hafidz yang besar dari penduduk Madinah terkenal diseluruh Ijaz dan Syam.Beliau lahir pada 51 H dan wafat pada tahun 124 H dalam usia 73 tahun.”[17]
Beliau menerima hadis dari Abdullah bin Ja’far, Rabi’ah bin ‘abbad, Al-Miswar bin Mahramah, Abdur Rahman bin Azhar, Abdullah bin Amr, Sahl Ibnu Sa’ad, Anas, Jabir, Abu Tufail, As Saib, Abu Umamah Ibnu Hanif, Malik Ibn ‘Aus, Amir Ibn Sa’ad Ibn Abi Waqash, Al-Hasan dan Abdullah (dua putra orang Muhammad bin Hanafiyah), Atha’ bin Abi RAbah dan lain-lain.
            Beliau meriwayatkan hadis secara langsung dari Ubadah bin Shamit, Abu Hurairah, Rafi’ Ibn Khadij dan lain-lain.
            Kata Al-Bukhari “Lebih kurang 2000 hadits yang diriwayatkan oleh Az-Zuhry.”
            Kata Ibn Sa’ad Az-Zuhry adalah seorang yang banyak meriwayatkan hadits, ilmu,dan riwayat, serta seorang Faqih yang lengkap ilmunya.
            Menurut Umar Ibn Abdul Aziz, “Tak ada seorang di masa ini yang lebih mengetahui tentang sunah Nabi selain dari Az-Zuhry.”[18]
                        





BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
1.         Para sahabat yang  mendapat  predikat Al-Muktsirun fi Al-Riwayah, yaitu  para tokoh atau ulama yang banyak  meriwayatkan  Hadits.
2.         Kelompok  kedua  adalah  kelompok  para  ulama  Hadits  yang  telah  berhasil  mentadwinkan Hadits, yaitu mengumpulkan, menulis, membukukan, dan menerbitkan  buku  Hadits dan  ilmu Hadits.
3.         Para sahabat yang  mendapat gelar Al-Muktsirun fi Al-Riwayah, yaitu:
a.    Abu Hurairah
b.    Abdullah Ibn Umar
c.     Annas bin Malik
d.    Siti Aisyah
e.     Abdullah Ibnu Abbas
f.     Jabir bin Abdullah
g.    Abu Sa’id Al-Khudri
4.        Sahabat yang mentadwinkan hadits, yaitu:
a.       Umar bin Abdul Aziz
b.      Muhammad bin Muslim Az-zuhry
B.       Kritik dan Saran
Syukur Alhamdulillah, atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dengan mengharap ridha Allah SWT, semoga banyak orang yang dapat meraih manfaat dalam mengkaji dan mengamalkan ajaran-ajaran dari perintah Allah SWT yang dapat memberikan manfaat dalam kehidupan manusia.
Kami sebagai penyusun makalah meminta maaf apabila dalam penyusunan makalah ini masih memiliki banyak kesalahan dan ketidakjelasan. Oleh karena itu kami berharap kritik dan saran dari pembaca yang akan dijadikan acuan dan pembelajaran untuk kami dalam penyusunan makalah selanjutnya.



 
DAFTAR PUSTAKA


Ash Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi.  Sejarah dan Pengantar ILmu Hadits. Semarang: PT pustaka Rizki Putra. 1999. Cet. 2.
Khon, Abdul Majid. Ulumul Hadis,(Jakarta: Amzah, 2009), Cet. 3
Suparta, Munzier. Ilmu Hadis. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2008. Cet. 5.
Farid, Syaikh Ahmad.60 Biografi Ulama Salaf.Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. 2006. Cet. 1.


[1]Drs. Munzier Suparta, M.A, Ilmu Hadis, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), Cet. 5, hlm. 209.
[2] Prof. Dr. Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar ILmu Hadits, (Semarang: PT pustaka Rizki Putra, 1999), Cet. 2, hlm. 254.
[3] Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag, Ulumul Hadis,(Jakarta: Amzah, 2009), Cet. 3, hlm. 247.
[4]Drs. Munzier Suparta, M.A,Op.Cit.
[5]Prof. Dr. Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Op.Cit.
[6]Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag, Ulumul Hadis,(Jakarta: Amzah, 2009), Cet. 3, hlm. 283.
[7]Dalam pembahasan materi periwayatan Hadits oleh Abu Hurairah pada presentasi makalah PAI semester 2 yang disampaikan penjelasan tambahnnya oleh Drs. Munzier Suparta, M.A.
[8]Ibid.
[9]http://www.iberita.co.id/3-rahasia-mengapa-abu-hurairah-banyak-meriwayatkan hadits.html
[10]Op.Cit.
[11]Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag, Op.Cit, hlm. 252.
[12]Ibid, hlm. 253.
[13]Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag, Op.Cit, hlm 256.
[14]Prof. Dr. Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Op.Cit, hlm 262
        [15]Syaikh Ahmad Farid, 60 Biografi Ulama Salaf, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,2006),Cet I, hlm 61-63

[16]Drs. Munzier Suparta, M.A,Op.Cit.

[17]Prof. Dr. Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar ILmu Hadits, (Semarang: PT pustaka Rizki Putra, 1999), Cet. 2, hlm. 271-272.
[18]Prof. Dr. Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Loc.Cit .

3 komentar:

  1. saya ingin lihat daftar pustakanya perihal tugas karena di perpus sudah dipinjam, namun di private, mohon kebijakannya, terma kasih

    BalasHapus