BIOGRAFI SAHABAT AL-MUKSIRUN FI RIWAYAH HADITS
UMAR BIN ABDUL AZIZ DAN AL-ZUHRI
Oleh:
Sulaiman
Shalahudin Al
Ayubi
Eva Dianidah
Jurusan Pendidikan
Agama Islam Semester 2
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Para sahabat tidak sama banyak dalam periwayatan Hadits, diantara
mereka ada yang lebih banyak dalam periwayatan Hadits dari pada yang lain,
bergantung dari ketekunan dan keahlian sunnah-sunnah, karena tidak seluruh
sahabat menekuni dalam satu bidang. Diantara
mereka ada yang lebih menekuni dalam bidang Tafsir seperti‘Abdullah
bin Mas’ud dan Abdullah bin Abbas.
Diantara mereka adapula yang menekuni dalam bidang Faraid seperti Zaid bin Tsabit, dan
diantara mereka juga ada yang menekuni dalam bidang Hadits dan lain-lain. Bahkan
diantara mereka ada yang lebih banyak yang berkecimpung dalam bidang politik,
pertanian dan perkebunan.
Untuk melengkapi pemahaman kita terhadap ilmu Hadits,
maka hendaklah pula mendalami ilmu biografi riwayat-riwayat para ulama Hadits
karena untuk dapat melengkapi diri dengan ilmu-ilmu ini adalah syarat mutlak
dalam usaha membangun laboratorium
tarjih.
Pada makalah
ini akan dipaparkan diantara para sahabat yang banyak meriwayatkan Hadits.
Maksud banyak disini adalah meriwayatkan lebih dari 1000 hadits, para ulama Hadits yang sangat berperan dalam
upaya penulisan Hadits dan ilmu Hadits sejak generasi Tabi’in sampai pada abad
kelima Hijriyah.
B.
Perumusan
Masalah
1.
Apa definisi
dari Al-Muktsirun fi Al-Riwayah Al-Hditsdan pentadwinHadits?
2. Siapa saja
sahabat yang mendapat gelar Al-Muktsirun fi Al-Riwayah Al-Hditsdan pentadwinHadits?
3.
Bagaimana
biografi sahabat yang mendapat gelar Al-Muktsirun fi Al-Riwayah Al-Hditsdan
pentadwinHadits?
C.
Tujuan
1.
Untuk dapat
mengetahui definisi dari Al-Muktsirun fi Al-RiwayahAl-Hdits danpentadwinHadits.
2.
Untuk dapat
mengetahui sahabat yang mendapat gelar Al-Muktsirun fi Al-RiwayahAl-Hdits danpentadwinHadits.
3.
Untuk dapat
mengetahui biografi sahabt yang mendapat gelar Al-Muktsirun fi Al-Riwayah Al-Hditsdan pentadwinHadits
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Biografi
Sahabat Al-Muksirun Fi Riwayah Al-Hadits
Dalam penulisan Hadits, ada beberapa
tokoh atau ulama Hadits yang sangat berperan dalam upaya penulisan,
pengembangan Hadits dan ilmu Hadits sejak generasi Tabi’in hingga pada abad
kelima Hijriyah.Secara garis besar biografi periwayat Haits dapat
dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar.[1]Pertama,
para sahabat yang mendapat predikat Al-Muktsirun fi Al-Riwayah Al-Hdits,
yaitu para tokoh atau ulama yang banyak meriwayatkan Hadits. Para ahli Hadits
telah mengurutkan kelompok ini mulai dari rawi yang paling banyak
meriwayatkannya, yaitu Abu Hurairah sebanyak 5.347 buah Hadits, Abdullah
Ibn Umar sebanyak 2.630 buah, Anas Ibn Malik sebanyak 2.286 buah, Siti
‘Aisyah 2.210 buah, Abdullah Ibn Abbas 1.660 buah, Jabir Ibn
Abdillah 1.540 buah, dan Abu Sa’id Al-Khudri sebanyak 1.170 buah.
Kelompok kedua adalah kelompok para
ulama Hadits yang telah berhasil mentadwinkan Hadits, yaitu
mengumpulkan, menulis, membukukan, dan menerbitkan buku Hadits dan ilmu Hadits.
Mereka adalah Umar Ibn Abd Al-Aziz, Muhammad Ibn Abu Bakar Ibn Hazm,
Muhammad Ibn Syihab Al-Zuhri, Al-Ramahurnuzi, Imam Al-Bukhari,
Imam Muslim, Imam Al-Nasa’i, Imam Abu Daud, Imam At-Tirmidzi,
dan Ibnu Majah.
1.
Abu Hurairah
Nama
asli Abu Hurairah di masa jahiliyah adalah ‘Abd Syams Ibn Sakhr.Kemudian
setelah masuk Islam, beliau diberi nama oleh Nabi dengan Abdurrahman Ibn
Sakhr Al-Dausi (dari Bani Daus Ibn Adnan) Al-Yamani (salah satu kabilah
di Yaman). Ibunya bernama Maimunah, yang memeluk Islam berkat seruan
Nabi.[2] Berdasarkan buku Al-Maliki, Al-Manhal
halaman 202, dijelaskan bahwa kemudian Abdurrahman
Ibn Shakr dipanggil Abu Hurairah oleh Rasulullah yang berarti
bapaknya kucing pada saat beliau melihatnya membawa kucing kecil. Memang ia sangat menyayangi kucing, disetiap hari ia selalu
membawanya ke mana ia pergi dan pada malam hari ditempatkan di sebuah
pepohonan. Nama kesayangan yang diberikan Rasulullah kemudian menjadi nama
panggilan yang terkenal sehingga nama aslinya sangat langka terdengar.[3]Abu
Hurairah adalah seorang sahabat Rasul SAW yang diberi gelar kehormatan oleh
para ulama dengan Al-Imam, Al-Faqih, Al-Mujtahid, dan Al-Hafidz.Ia
dilahirkan pada tahun 19 sebelum hijriyah, dan meninggal di Al-‘Aqiq
pada tahun 59 H.[4]
Abu Hurairah datang ke
Madinah pada tahun Khaibar yaitu pada bulan Muharram tahun 7 H, lalu memeluk
agama Islam.Setelah beliau memeluk Islam, beliau tetap bersama Nabi dan
menjad ketua Jama’ah Ahlus Suffah.Karena inilah beliau mendengar Hadits
dari Nabi.[5]
Abu Hurairah memiliki
sifat-sifat terpuji diantaranya wara, takwa, dan zuhud.Ia juga
seorang candais dan humoris yang bermanfaat. Ketika bertemu dengan anak-anak
kecil, banyak humor dan ketika bertemu dengan teman-temannya di pasar, ia suka
bercerita dengan cerita yang yang menghibur, tetapi pada malam hari, ia selalu
melaksanakan shalat tahajud sepanjang malam secara khusu’.
Abu Hurairah pernah diangkat menjadi gubernur Bakhrain
pada masa Umar bin Khattab dan pada masa Ali beliau juga pernah
akan diangkat menjadi gubernur, tetapi ia keberatan, kemudian pada masa Muawiyyah
ia diangkat menjadi gubernur Madinah.
Menurut pentahqikan Baqy Ibnu Makhlad,
seperti yang dikutip oleh Ibnu Dausy, beliau meriwayatkan hadis sejumlah
5374 hadis, menurut Al-kirmany 5364. Dari jumlah tersebut 325 hadis
disepakati oleh Bukhari-Muslim. Bukhari sendiri meriwayatkan 93 hadis, sedangka
Muslim sendiri 189 hadis.
Abu Hurairah meriwayatkan hadis dari Nabi sendiri, dan
dari sahabi, diantaranya ialah, Abu Bakar, Umar, Al-Fadlel, Ibn Abbas Ibnu
Abdil Muththalib, Ubai Ibn Ka'ab, Usamah Ibn Zaid, Aisyah.
Hadits-hadits
banyak diriwayatkan oleh sahabat dan Tabi'in.Diantara para sahabat ialah Ibn
Abbas, Ibn Umar, Annas, Watshilah Ibn Al-Asqa, Jabir Ibn Abdullah Al-Anshari.
Berikut adalah salah satu Hadits Abu Hurairah yang hanya diketahui olehnya
dan Nabi SAW:
عَنْ اَبِي هُرَيْرَة قَالَ قُلْتُ
يَا رَسُوْلَ اللّهُ : اِنِّي اَسْمَعُ مِنْكَ حَدِيْثًا كَثِيْرًا اَنْسَاهَ
قَالَ :" اِبْسِطْ رِدَاءَكَ" فَبَسَطْتُهُ قَالَ فَغَرَفَ بِيَدَيْهِ
ثُمَّ قَالَ "ضُمُّهُ" فَضَمَمْتَهُ
فَمَانَسِيْتُ شَيْعًا بَعْدَهُ
“Dari Abu Hurairah, Beliau berkata: Wahai Rasulullah Sesungguhnya aku
mendengarkan hadis yang banyak darimu namun aku melupakannya, maka Rasulullah
mengatakan “Hamparkanlah selendang mu”, lalu aku hamparkan sel endangku,
kemudian Nabi mengambilnya dengan tangannya lalu Beliau bersabda “Peluklah
selendan gmu”, maka akupun memeluknya
dan aku tidak lupa sedikitpun setelah itu.”
Abu
Hurairah adalah salah seorang sahabat yang terbanyak dalam hal periwayatan
Hadits. Ada beberapa faktor banyaknya periwayatan yang diperoleh Abu Hurairah
sehingga menjadi sahabat yang meriwayatkan Hadits terbanyak dibandingkan dengan
yang lain, antara lain sebagai berikut:[6]
1. Rajin menghadiri majelis majelis Nabi
Shallallahu Alaihi Wasallam.
2. selalu menemani Rasulullah karena ia sebagai
penghuni shuffah di Masjid Nabawi.
3. Kuat ingatannya karena ia salah seorang
sahabat yang mendapat doa dari Nabi, sehingga hafalannya kuat dan tidak pernah
lupa apa yang ia dengar dari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam.
4. Banyak berjumpa dengan para sahabat senior
sekalipun nabi telah wafat. Ia berusia cukup panjang yaitu 78 tahun dan masih
hidup 47 tahun setelah nabi wafat.
5. Abu Hurairah tidak memiliki anak dan istri
sehingga terfokus pada nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam saja dan beliau tidak
disibukkan dengan perang sehingga banyak terkonsentrasi baik dengan Al-Qur’an
maupun Hadits.[7]
6. Abu Hurairah ketika meriwayatkan Hadits tidak
ragu-ragu, tidak takut salah ketika meriwayatkan Hadits dari apa-apa yang
dilihat dari Nabi dan apa-apa yang diperoleh dari sahabat-sahabat.[8]
7. Menceritakannya bukan karena ia gemar
bercerita, tetapi karena keyakinan bahwa menyebarluaskan hadits-hadits ini,
merupakan tanggung jawabnya terhadap Agama dan hidupnya. Kalau tidak
dilakukannya berarti ia menyembunyikan kebaikan dan haq, dan termasuk orang
yang lalai yang sudah tentu akan menerima hukuman dari kelalaiannya itu.[9]
Para Imam Hadits dalam
meriwayatkan Hadits apakah itu shahih atau tidaknya berdasarkan penelitian kriteria-kriteria
tertentu. Mereka dalam melakukan penelitian nya hanya terbatas pada informasi,
dan hadis yang diterima oleh para peneliti itu yang memungkinkan banyak hadits
yang telah sampai kepada mereka, sehingga banyak yang telah meriwayatkan dalam
periwayatan Hadits. Namun para sahabat dalam melakukan penelitiannyabanyak
jalannya atau jalur yang dilaluinya, namun ada banyak juga yang berhenti dalam
penelitiannya. Sedangkan Abu Hurairah dalam meneliti tidak hanya pada satu
jalur tetapi seluruh jalur dilakukannya sehingga banyak meriwayatkan hadits
dibandingkan dengan para sahabat yang lain.[10]
2. Abdullah Ibn Umar
Abdullah Ibn Umar lahir pada tahun kedua atau ketiga dari
kenabian, dan meninggal pada tahun 73 H = 693 H di Makkah. Masuk Islam ketika
ia masih berusia 10 tahun bersama ayahnya. Ia berhijrah ke Madinah lebih dulu
dari pada ayahnya. Pada masa
perang Uhud ia masih kecil usianya, sehingga tidak diizinkan Rasulullah
mengikutinya, kecuali peperangan-peperangan berikutnya. Ia selalu ikut
bertempur bersama Nabi SAW dalam perang Khandaq dan peperangan sesudahnya.
Ia
adalah anak khalifah Umar Bin Khattab dan saudara kandung Habshah
Umul Mu'minin. Meskipun ayahnya seorang khalifah, dan sangat luas
kekuasaannya, namun ia tidak punya ambisi kedudukan atau kekhalifahan. Hal ini
disebabkan disamping sikap ayahnya yang tidak nepotis, ia selalu mencurahkan
segala perhatiannya untuk mencari ilmu dan beribadah. Oleh karena itu ua tidak
terlibat dalam pergolakan politik yang terjadi dikalangan sahabat yang
mengakibatkan prang saudara, baik pada pemerintahan Usman, Ali dan
sesudahnya.
Abdullah Ibn Umar termasuk
seorang sahabat yang tekun dan berhati-hati dalam periwayatan hadits.Abu
Ja'far berkata: "Tidak ada
seorang sahabat Nabi yang mendengar Hadits Nabi dari Rasulullah yang lebih
berhati-hati dari pada Ibn Umar, ia tidak mengurangi dan tidakmenambah periwayatan."Menurut Imam Malik selama 60
tahun sesudah Nabi wafat, Ibn Umar memberi fatwa dan meriwayatkan
Hadits.Ibn Al-Bakkar juga mengatakan bahwa Abdullah Ibn Umar
menghafal semua yang didengar dari Rasulullah dan bertanya kepada orang-orang
yang menghadiri majlis-majlis Rasulullah tentang segala perkatan dan
perbuatannya.Bahkan sebagian ulama berpendapat bahwa As-Shahhu Al-Hasanid
(sanad yang paling shahih) yang disebut silsilah Adz-Dzahab adalah
Hadits yang diriwayatkan dari Malik dari Nafi' dari Abdullah Ibn Umar.
Ia
juga adalah salah satu sahabat yang banyak meriwayatkan Hadits, jumlah Hadits
yang diriwayatkannya sekitar 2630 Hadits. Sejumlah 1700 Hadits yang diantaranya
disepakati oleh Bukhari dan Muslim.Bukhari meriwayatkan 81 Hadits, dan Muslim sendiri meriwayatkan 31
Hadits. Ia meriwayatkan Hadits dari Nabi dan dari para sahabat diantaranya dari
ayahnya sendiri Umar, pamannya Zaid, saudara kandungnya Habshah,
Abu Bakar, Umar, Ali, Bilal, Ibn Mas'ud, Abu Dzar, dan Nash.
3. Annas bin Malik
Annas
bin Malik adalah khadim (pelayan) Nabi SAW, yang terpercaya, bapaknya bernama Malik
bin An-Nadhar dan ibunya bernama Ummu Sulaim yang pernah membawanya
kepada Nabi ketika umurnya 10 tahun. Dan
ia memohon hendaknya beliau berkenan menerima anaknya sebagi khadim dan Nabi
pun menerimanya. Menurut Al-Maliki, Al-Manhal halaman 220 menyatakan
bahwa Annas bin Malik sering
membawakan sandal dan ember Rasulullah. Ia mendapat doa dari Rasulullah: "Ya
Allah, perbanyaklah harta dan dan anaknya, dan masukkanlah ke surga." Annas
berkata: "Sungguh aku melihat dua orang wanita dan aku mengharapkan wanita
yang ketiga. Demi Allah hartaku melimpah ruah dan sungguh jumlah anak-anakku
dan cucuku pada hari ini mencapai seratus orang."[11]
Pada saat perang Badar, Annas masih berusia muda maka beliau
mengikuti peperangan ini, tetapi setelah itu, ia banyak melibatkan diri dalam
berbagai pertempuran. Ketika Abu Bakar bermusyawarah dengan Umar,
tentang pengangkatannya sebagi gubernur Bahrain, Umar memujinya;
"Dia adalah seorang pemuda yang cerdas dan penulis.Dia seorang yang wara
dan takwa, sebab telah lama pergaulannya dengan Nabi."Abu Hurairah
berkata: "Aku tidak pernah melihat seorang yang shalatnya lebih serupa
dengan Nabi dari pada Ibn Sulaim, yaitu Annas bin Malik." Ibn
Sirin juga berkata bahwa Annas adalah manusia yang paling baik
shalatnya, baik dalam shalat Hadhar (mukim di
rumah) maupun Shafar (berpegian jauh).
Jumlah Hadits yang diriwayatkan Annas bin Malik2286 Hadits, Imam Al-Bukhari meriwayatkan
dari padanya sebanyak 93 Hadits, Muslim sebanyak 71 Hadits. Sanad yang paling shahih
adalah yang diriwayatkan dari Malik dariAz-Zuhri dari Annas
bin Malik.[12]
Pada akhir hayatnya, ia berpindah ke
Basrah dan salah seorang sahabat yang wafat di Basrah. Beliau wafat pada tahun
93 H dalam usia lebih 103 tahun.
4. Siti Aisyah
Siti
aisyah adalah istri Rasul SAW.Putri Abu Bakar
Al-Shiddiq.Ia merupakan satu-satunya istri
Rasul SAW yang banyak meriwayatkan hadis, meninggal pada hari senin 17 Ramadhan
58 H.
Tentang kelebihan ilmunya, Ibnu Syihab Al-Zuhri pernah memberikan
penilaian, ‘’Jika ilmu istri Rasul SAW dikumpulkan ditambah ilmu wanita-wanita
lainnya, tentu tidak akan mengungguli ilmu Aisyah.Komentar yang sama juga dikemukakan oleh Urwah. Penghargaan yang sangat tinggi juga
disampaikan diantaranya oleh ayah Hisyam. Menurutnya, tidak ada sahabat
yang sepandai Aisyah dalam hal mengetahui diturunkannya ayat-ayat
Al-qur’an, hal-hal yang diwajibkan dan disunahkan, peristiwa-peristiwa penting,
silsilah keturunan dan banyak hal lainnya. Al-Hakim dalam Mustadrak juga
memberikan komentar tentang keluasan ilmu Aisyah ini, ‘’sungguh
seperempat hukum syariat diriwayatkan darinya”.
Dalam
menyampaikan sebuah hadis, Aisyah kerap kalimenggambarkan perihal yang
menyebabkan Nabi mengeluarkan Hadits
dan dalam kontek apa maksud dan tujuan yang hendak ditentukan. Itulah sebagian
dari keluasan ilmunya.
Selain
menerima Hadits-Hadits langsung dari Rasul SAW, ia juga menerima Hadits
dari sahabat-sahabat lainnya, seperti Abu Bakar (ayahnya), Umar,
Sa’at IbnAbi Waqas, Fathimah Al-Zahra dan Usaid Ibnu Khudhair.Sedangkan
yang menerima Hadits dari Aisyah bukan hanya para Tabi’in tetapi juga para
sahabat lainnya.Diantara sahabat yang meriwayatkan Hadits
darinya adalah Abu Hurairah, Abu Musa Al-Asy’ari, Zaib Ibnu Khalid Al-Juhni,
dan Shafiah Binti Syuaibah. Sedangkan para Tabi’in yang menerima Hadts
darinya diantaranya ialah Sa’idIbnu
Musayyad, Alqamah Ibnu Qais, Masruq Ibnu Al-Ajda’, Aisyah Binti Thalhah, Amrah
binti Abdurahman, Hafsan Binti Sirin.
Dalam
jajaran para perawi dikalangan para sahabat, ia adalah orang ke-empat diantara tujuh sahabat yang meriwayatkan Hadits
dengan jumlah hadis yang diriwayatkan sebanyak 2.210 buah. Bukhari-Muslim
menyepakati diantaranya sejumlah 174 hadis, Bukhari sendiri meriwayatkan
174 hadis dan Muslim meriwayatkan 63 hadis.
Silsilah
sanad yang paling tinggi derajatnya sampai kepadanya, ialah melalui Yahya Ibnu
Sa’id dari Ubaidillah Ibnu Amr Ibnu Hafs dari Al-qasim Ibnu
Muhammad. Silsilah lainnya ialah melalui Ibnu Syihab AZuhri atau Hisyam
Ibnu UrwahIbnu Al-Zubair. Sedangkan
silsilah sanad yang paling lemah, ialah melalui Al-Harits Ibnu Syubi
dari Ummu Al-Nu’man
Murid-murid
Aisyah diantaranya adalah ulama generasi Tabi’in.setidaknya ada empat ulama
besar yang lahir darinya, Urwah Ibnu Zubair, Alqasim Ibnu Muhammad, Umrah
Binti Abdudan Mu’adzah Al-Adawiyah.
Hadis-hadis dan fatwa-fatwa yang
pernah diralat ooleh Aisyah telah dibukukan setidaknya oleh:
a. Imam Badruddin Al-Zarkasyi dalam kitab Al-ijabah
li Iradi ma Istadrakathu ‘Aisyah Ala Al-sahabat.
b. Jalal Al-Din Al-Suyuthi, Aina Al –Ishabah
fi Istadrak ‘Aisyah ‘ala as sahabat.
4. Abdullah Ibnu
Abbas (3s.H-68 H= 616 M-687 M)
Abdullah Ibnu Abbasadalah anak paman
Rasul SAW, Al-Abbas Ibnu Abdul Muthallib Ibnu Hasyim Ibnu Manaf Al-Maliki
Al-Madaniyat AL-Thaifi.Sedang ibunya saudara Maimunah istri Rasul
SAW, yaitu Ummu Al-Fadhl Lubabah Binti Al-Haris Al-Hilaliyah. Ia
dilahirkan sebelum 3 tahun sebelum
hijrah, dan meninngal di Thaif tahun 68 H.
Tentang kepribadian kelebihan Abdullah Ibnu Abbas diantaranya bahwa
Rasul SAW pernah mendo’akannya dan di Kabul oleh Allah SWT, dengan do’anya “Ya
Allah semoga engkau memberi pemahaman kepadanya.” Ubaidillah Ibnu Abdullah Ibnu
Utbah pernah berkata bahwa pengetahuan Abdullah Ibnu Abbas dalam Fiqh,
Tafsir Al-Qur’an, Bahasa Arab, sya’ir, Ilmu Hisab dan Ilmu Waris tidak ada yang
mengunggulinya. Hadits-hadits yang diriwayatkannya selain diterima dari Rasul
SAW, juga menerima dari ayah dan ibunya, Abu Bakar,Umar Ustman, Ali, dan Ubay Ibnu Ka’ab, Muad
Ibnu Jabal dan sahabat-sahabat lainnya.
Dalam jajaran para perawi Hadits
dari kalangan sahabat ia adalah orang
kelima dari tujuh sahabat yang banyak meriwayatkan Hadits, dengan jumlah
sebanyak 1.660 buah Hadits, 95 diantaranya disepakati oleh Bukhari-Muslim,
29 buah diantaranya diriwayatkan Bukhari sendiri dan 45 diriwayatkan Muslim
sendiri.
Silsilah sanad hadis yang
paling tinggi nilainya yang sampai kepadanya, ialah melalui Ibn Syihab
Al-Zuhri dari Ubaidillah Ibn Abdillah Ibn Utbah. Sedang
silsilah yang paling lemah ialah melalui Muhammad Ibn Marwan As- Suddi
Al-Shaghir dari Al-Kalbi dari Abu Shalih.
6.Jabir bin Abdullah
Jabir bin Abdullah bin Amr bin Haram
Al-Anshari. Dia bersama
ayahnyya pernah menghadiri perjanjian Al-‘Aqabah kedua bersama tujuh
puluh anshar yang memba’iat Nabi
dan berjanji akan menolong, membantu dan membela Rasullah dalam membela agama
serta menyebarkan Islam. Ia diantara sahabat yang paling kecil pada
waktu itu. Ia juga banyak menghadiri
peperangan bersama Raasulullah tetapi tidak mengikuti perang badar dan Uhud.
Menurutnya: aku ikut berperang bersama Rasulullah sebanyak 19 kali, tetapi aku
tidak ikut dalam perang Badar dan Uhud karena aku dilarang oleh ayahku. Setelah
ayahku terbuhuh aku tidak pernah ketinggalan dalam satu peperanganpun.Hal ini
terdapat dalam Kitab Ulumul Qur’an karya Shubhi As-Shalih halaman
370.[13]
Ayahnya gugur dalam medan perang
Uhud dan meninggalkan anak perempuan yang masih kecil dan hutang banyak.
Sekalipun banyak beban dan tanggung jawab yang berat, ia dapat menyelesaikannya
berkat perhatian Nabi SAW.
Jabir bin Abdillah banyak menghadiri majlis-majlis nabi dan bnayak bertemu
para sahabat senior disamping usianya yang panjang setelah wafat nabi sehingga
memungkinkan mendapatkan banyak Hadits dari Nabi SAW, ia mengambil beberapa Hadits
dari Nabi SAW, Abu Bakar, Ali, Abu Ubaidah, Thalhah, Muadz bin Yasir,
Khalid bin Walid, Abu Hurairah, Abu Sa’id, dan Ummi Syrik. Demikian juga tidak sedikit para sahabat adan tabi’in yang meriwayatkan
Hadits
dari Jabir bin Abdillah ini. Misalnya, Abdur Rahman, Uqail, Muhammad,
Sa’ad bin Al-Musayyab, Mahmud bin Labid, Abu Az-Zubay, Amr bin Dinar, Abu
Ja’far bin Baqir dan lain-lain.
Jumlah hadis yang diriwayatkan
sebanyak 1542 hadis.Bukhari-Muslim meriwayatkan darinya sebanyak 62 Hadits.Bukhari
sendiri meriwayatkan sebanyak 26 buahHadits, Muslim
meriwayatkan sebanyak 126 buah Hadits.Beliau
mempunyai majlis ilmu yang memberi pelajaran kepada para Tabi’in.Beliau
adalah orang keenam diantara tujuh sahabat yang bnayak meriwayatkan hadis.
Beliau wafat di Madinah pada tahun 78 H/698 m dalam usia 94 tahun. Jenazahnya
disembayangkan oleh Abban bin Usman gubernur Madinah.[14]
7. Abu Sa’id Al-Khudri
Abu Sa’id Al-Khudri
adalah nama gelar yang diberikan kepadanya, sedangkan nama aslinya adalah Sa’ad
ibn Malik ibn Sinan Al-Khudr Al-Khazraji Al-Anshari. Ia dibwa ayahnya
mengunjungi Rasul SAW untuk ikut
berperang pada perang Uhud, yang waktu itu baru berumur 13 tahun, tetapi Rsul
melarangnya, karena dinilainya masih kecil. Ia meninggal pada tahun 74 H.Tentang kepribadiannya, ia dikenal
sebagai seorang zahid dan alim. Dalam perjuangan untuk menegakkan
ajaran, Abu Sa’id ikut berperng sebanyak 12 kali.
Dalam jajaran periwayat
Hadits dikalangan sahabat Abu Sa’id Al-Khudri menduduki rangking
ketujuh, dengan jumlah Hadits yang diriwayatkannya sebanyak 1170 Hadits. 45
Hadits, diantaranya disepakati oleh Bukhari-Muslim, dan Bukhari
sendiri meriwayatkan sejumlah 16 buah, sedang Muslim meriwayatkannya
sendiri 52 buah Hadits.
B. Pentadwinan
Hadis
1.
Umar bin Abdul
Aziz
Umar bin Abdul Azizbin Marwan bin Al-Hakam bin Abi Al- ‘Ash bin
Umayyah bin Abdisyams bin Abdi Manaf bin
Qushay bin Kilab. Dia adalah
Imam, Hafidz, Al-Allamah, seorang Mujtahid, ahli ibdah dan
seorang pemimpin muslimin sejati. Dia adalah Abu Hafsh Al-Qurasy Al-Umawi
Al-Madan Al-Mashri, seorang khalifah yang terkenal kezuhudannya, yang
paling berpengaruh dan bijak dari keturunan Bani Umayyah.
Umar bin Abdul Aziz lahir di Hilwan,
nama daerah di Mesir ia meninggal bulan Rajab 101 H. Ayahnya seorang pemimpin daerah
di sana tahun 61 atau 63 H,
ibunya bernama Ummu ‘Ashim bin Umar Al-Khattab ra.
Said bin ‘Ufair berkata “Umar
bin Abdul Aziz orang yang berkulit sawo matang (kecoklatan ), wajahnya
lembut, baik perangainya, kecil badannya, bagus jenggotnya dan tajam
penglihatannya. Diwajahnya terdapat bekas luka akibat diserang hewan. Ketika Al-WAlid
menjabat sebagai khalifah, Umar bin Abdul Aziz di angkat menjadi
gubernur Madinah. Dia menjabat wali kota Madinah dari tahun 86 H hingga 93 H,[15]
Umar bin Abdul Aziz khalifah
ke-8 dari Daulah Bani Umayyah, yang oleh banyak ulamakarena kearfan, keadilan, kewarasan dan
keluhurannya terutama setelah menjadi khalifah dimasukan ke dalam jajaran Khulafaur
Rasyidin.
Dalam sejarah perkembangabn Hadis ia
sangat berjasa karena gagasannya untuk mengumpulkan hadis dalam satu Kitab
Tadwin. Untuk keperluan ini, ia sebagai khalifah memberikan instruksi kepada Abu
Bakar Ibnu Muhammad Ibn Hazm, gubernur Madinah agar segera mengumpulkan
orang-orang yang mengetahui Hadis, khususnya hadis-hadis yang ada pada Amrah
bin Abdur Rahman Al-Anshary dan Al-Qasim Ibn Muhammad Ibn Abi Bakar serta
menghimpunnya. Intruksi serupa disampaikan juga kepada Muhammad Ibnu
Muhammad IbnSyihab Az-Zuhri.
Meskipun hasil Tadwinnya tidak
sampai pada tangan umat Islam generasi berikutnya, akan tetapi sebagai perintis
formal dalam pentadwinan hadis dari berbagai persoalan seperti kehilangan dan
usaha pemalsuan. hadis-hadisnya
ia terima dari sahabat dan sesame Tabi’in lainnya, diantaranya Anas Ibn
Malik, Al-Saib Ibn Yasid, Abdullah Ibn Ja’far, Yusuf Ibn Abdillah Ibn Salam,
Uqbah Ibn Amir Al-Juhni, Abdullah Ibn Ibrahim Ibn Qarit, Al-Rabi’ Ibn Sabrah
Al-Juhni, Urwah Ibn Zubair, Abu Salamah Ibn Abdur Rahman, dan Abu Bakar
Al-Haris Ibn Hisam. Sedangkan yang meriwayatkan hadis-hadisnya diantaranya Abu
Salamah Ibn Abdir Rahman (gurunya sendiri), Abdullah bin Abdul Aziz
(anak-anaknya), Zuban Ibn Abdul Azizi, Maslamah bin Abdul Al-Malik bin Marwan, Ibn
Syhab Al-Zuhri, Abu Bajr Muhammd Ibn Amr Ibn Hazm, Laits bin Abu Raqayah,
Al-Tsaqafi, Ayyub Al-Sakhtiyami dan Abdul Malik bin Al-Tufail.
Perintah Umar Bin Abdul Aziz
dalam pentadwinan HaditsUmar bin Abdul Aziz menulis kepada
Abu Bakr bin Hazm: Perhatikanlah apa yang dapat diperoleh dari hadis
Rasullalu tulislah. karena aku takut akan lenyap ilmu disebabkan meninggalnya
ulama dan jangan diterima selain hadis Rasul SAW dan hendaklah disebarluaskan
ilmu dan diadakan majelismajelis ilmu supaya orang yang tidak mengetahuinya
dapat mengetahuinya, maka sesungguhnya ilmu itu dirahasiakan.[16]
2.
Muhammad bin
Muslim Az-zuhry
Muhammad
bin Muslin Az-zuhry ialah Abu Bakar Muhammd bin Muslim Ubaydillah bin
Abdullah bin Sihab Al-Qurasy Az-Zuhry. Beliau adalah Ulama’ besar Tabi’in
yang mula-mula mentadwilkan hadis dari salah seorang hafidz
yang besar dari penduduk Madinah terkenal diseluruh Ijaz dan Syam.Beliau lahir
pada 51 H dan wafat pada tahun 124 H dalam usia 73 tahun.”[17]
Beliau menerima hadis dari Abdullah bin Ja’far, Rabi’ah bin ‘abbad,
Al-Miswar bin Mahramah, Abdur Rahman bin Azhar, Abdullah bin Amr, Sahl Ibnu
Sa’ad, Anas, Jabir, Abu Tufail, As Saib, Abu Umamah Ibnu Hanif, Malik Ibn ‘Aus,
Amir Ibn Sa’ad Ibn Abi Waqash, Al-Hasan dan Abdullah (dua putra
orang Muhammad bin Hanafiyah), Atha’ bin Abi RAbah dan lain-lain.
Beliau meriwayatkan hadis secara langsung dari Ubadah bin
Shamit, Abu Hurairah, Rafi’ Ibn Khadij dan lain-lain.
Kata
Al-Bukhari “Lebih kurang 2000 hadits yang diriwayatkan oleh Az-Zuhry.”
Kata
Ibn Sa’ad Az-Zuhry adalah seorang yang banyak meriwayatkan hadits,
ilmu,dan riwayat, serta seorang Faqih yang lengkap ilmunya.
Menurut
Umar Ibn Abdul Aziz, “Tak ada seorang di masa ini yang lebih mengetahui
tentang sunah Nabi selain dari Az-Zuhry.”[18]
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Para sahabat
yang mendapat predikat Al-Muktsirun fi Al-Riwayah,
yaitu para tokoh atau ulama yang
banyak meriwayatkan Hadits.
2.
Kelompok kedua
adalah kelompok para
ulama Hadits yang
telah berhasil mentadwinkan Hadits, yaitu
mengumpulkan, menulis, membukukan, dan menerbitkan buku
Hadits dan ilmu Hadits.
3.
Para sahabat
yang mendapat gelar Al-Muktsirun fi
Al-Riwayah, yaitu:
a. Abu Hurairah
b. Abdullah Ibn Umar
c. Annas bin Malik
d. Siti Aisyah
e. Abdullah Ibnu Abbas
f. Jabir bin Abdullah
g. Abu Sa’id Al-Khudri
4.
Sahabat yang
mentadwinkan hadits, yaitu:
a.
Umar bin Abdul
Aziz
b.
Muhammad bin
Muslim Az-zuhry
B. Kritik dan Saran
Syukur
Alhamdulillah, atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Dengan mengharap ridha Allah SWT, semoga banyak orang yang dapat meraih
manfaat dalam mengkaji dan mengamalkan ajaran-ajaran dari perintah Allah SWT
yang dapat memberikan manfaat dalam kehidupan manusia.
Kami sebagai penyusun makalah meminta maaf apabila dalam penyusunan
makalah ini masih memiliki banyak kesalahan dan ketidakjelasan. Oleh karena itu
kami berharap kritik dan saran dari pembaca yang akan dijadikan acuan dan
pembelajaran untuk kami dalam penyusunan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ash
Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi. Sejarah dan Pengantar ILmu Hadits.
Semarang: PT pustaka Rizki Putra. 1999.
Cet. 2.
Khon, Abdul
Majid. Ulumul Hadis,(Jakarta:
Amzah, 2009), Cet. 3
Suparta, Munzier.
Ilmu Hadis. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2008. Cet.
5.
[1]Drs. Munzier
Suparta, M.A, Ilmu Hadis, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2008), Cet. 5, hlm. 209.
[2] Prof. Dr.
Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar ILmu Hadits,
(Semarang: PT pustaka Rizki Putra, 1999), Cet. 2, hlm. 254.
[3] Dr. H. Abdul
Majid Khon, M.Ag, Ulumul Hadis,(Jakarta: Amzah, 2009), Cet. 3, hlm. 247.
[4]Drs. Munzier
Suparta, M.A,Op.Cit.
[5]Prof. Dr.
Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Op.Cit.
[7]Dalam pembahasan materi periwayatan Hadits oleh Abu Hurairah pada
presentasi makalah PAI semester 2 yang disampaikan penjelasan tambahnnya oleh Drs.
Munzier Suparta, M.A.
[8]Ibid.
[9]http://www.iberita.co.id/3-rahasia-mengapa-abu-hurairah-banyak-meriwayatkan
hadits.html
[10]Op.Cit.
[12]Ibid, hlm. 253.
[14]Prof. Dr.
Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Op.Cit, hlm 262
[15]Syaikh Ahmad
Farid, 60 Biografi Ulama Salaf, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,2006),Cet
I, hlm 61-63
[16]Drs. Munzier
Suparta, M.A,Op.Cit.
[17]Prof. Dr.
Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar ILmu Hadits,
(Semarang: PT pustaka Rizki Putra, 1999), Cet. 2, hlm. 271-272.
Mantap. lanjutkan :D
BalasHapussaya ingin lihat daftar pustakanya perihal tugas karena di perpus sudah dipinjam, namun di private, mohon kebijakannya, terma kasih
BalasHapusDaftar pustaka telah tercantum diatas yaa..
Hapus