Oleh:
Eva Dianidah
Siti Nur Jannah
Ardiansyah Permana
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kedokteran
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan dokter atau pengobatan penyakit. Dalam sejarah, praktek pengobatan telah
ada sejak ribuan tahun lamanya. Islam pun mengajarkan tentang kedokteran.
Didalam Al-qur’an banyak ayat-ayat yang menjelaskan mengenai bidang kedokteran.
Tidak hanya dalam Al-Qur’an, Rasulullah Saw dalam sunnahnya menjelaskan
mengenai bidang ini, terutama tentang obat-obatan.
Dari
kedua sumber inilah muncul para ilmuwan yang mengembangkan ilmu kedokteran.
Bidang kedokteran merupakan bidang yang sangat penting, terlebih untuk
menunjang hidup manusia. Semua makhluk hidup di dunia ini pasti mengalami
sakit, terutama manusia, tidak mungkin sehat selamanya. Apakah Islam berperan
dalam dunia kedokteran?. Pada makalah ini, penulis membahas dan mengulas
sedikit mengenai Islam dan Kedokteran.
A.
Perumusan
Masalah
- Apa definisi dari Islam dan kedokteran?
- Bagaimana perkembangan kedokteran dalam Islam?
- Apa saja penelitian mutakhir tentang
obat-obatan dan kesehatan?
B.
Tujuan
Penulisan Makalah
1.
Untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Islam dan Ilmu Pengetahuan.
2.
Untuk dapat
mengidentifikasi informasi dan pengetahuan mengenai Islam dan Kedokteran.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Islam dan Ilmu Kedokteran
1. Definisi
Islam
Islam adalah agama yang didasarkan
pada wahyu, berasal dari Allah SWT dan merupakan agama yang dibawa oleh Nabi
Muhammad SAW untuk menyempurnakan agama yang dibawa oleh para nabi sebelumnya.
Menurut lima perawi hadits (Muslim, Tirmidzi, Nasai, Ibn Majah dan Abu Daud),
“Islam adalah bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah
hamba serta Rasul-Nya, mendirikan shalat, memberikan zakat, puasa pada bulan
Ramadhan, dan menunaikan ibadah haji jika mampu.” (HR. Bukhari Muslim).[1]
2.
Definisi Ilmu Kedokteran
Menurut Ibnu Sina, ilmu kedokteran
adalah:
“Ilmu yang mengetahui keadaan badan manusia dari
segi yang mendatangkan atau yang menghilangkan kesehatan agar terpelihara
kesehatan yang sempurna.”
Menurut Ja’far Khadem Yamani,
bahwa pada dasarnya ilmu kedokteran sifatnya umum dan berlaku secara universal.
Akan tetapi, di dalamnya ada yang Islami, yaitu yang sejalan dengan syara’ atau tidak berlawanannya. Dan
yang tidak Islami yaitu yang tidak sejalan dengan syara’ atau berlawanan dengannya.[2]
Ilmu kedokteran termasuk ilmu yang
sangat canggih dan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang luar biasa.
Kecanggihan ilmu ini antara lain dapat dilihat dari cabangnya yang sangat
banyak, seperti ilmu penyakit dalam yang kemudian menimbulkan spesialisasi
seperti spesialisasi jantung, paru-paru, ginjal, usus buntu, kencing manis,
penyakit gula, hernia, leukemia, dan masih banyak lagi. Belum lagi dokter yang
berkaitan dengan spesialisasi anak, ibu hamil. Dan dokter kandungan. Artinya,
ilmu kedokteran ini semakin berkembang seiring dengan timbulnya berbagai
penyakit yang disebabkan kesalahan pada sejumlah tubuh dan seluruh pancaindra
yang dimilikinya.[3]
Sains Islami sebagai sains yang
berlandaskan pada nilai-nilai universal secara kontruktif dapat dilihat
bagaimana ia meletakan peran Al-qur'an dalam kaitan Islam. Ini lah yang
membedakannya dengan pandangan dunia muslim. Teori-teori ilmiah yang
dimunculkan sains dilandaskan pada metafisikayang bertentangan dan menyudutkan
keyakinan kaum beragama, seperti teori penciptaan alam semesta, manusia,
hubungan alam dengan tuhan, dan sebagainya.
Islam berbeda dengan agama lain
yang datang sebelumnya. Islam datang sebagai agama dan untuk kepentingan
duniawi serta ukhrowi secara simultan. tidak sekedar terbatas jalur hubungan
antara hamba dengan tuhan saja (vertikal)
akan tetapi islam adalah satu-satunya agama yang menegakan daulat dan
pemerintahan (horizontal), yakni pemerintahan Rasulullah saw di Madinah. [4]Hal-hal
pokok yang terkandung dalam syariat islam tentang kesehatan adalah sebagai
berikut :
1. Sanition
and personal hygiene (kesehatan lingkungan dan kesehatan
perorangan) yang meliputi kebersihan badan,tangan, gigi, kuku dan rambut. Demikian
juga kebersihan lingkungan, jalan, rumah, tatakota, saluran irigasi, sumur
serta tebing-tebingnya.
2. Epidemiologi
(preventif
penyakit menular) melalui karantina preventif kesehatan tidak memasuki
suatu daerah yang terjangkit wabah penyakit, tidak lari dari tempat itu,
mencuci tangan sebelum menjenguk orang sakit dan sesudahnya, berobat kedokter
dan mengikuti semua petunjuk preventif dan terapinya.
3. Memerangi
binatang melata, serangga, dan hewan yang menularkan penyakit kepada orang
lain. Oleh karena itu, diperintahkan agar membunuh tikus, kalajengking, dan
musang serta membunuh serangga yang berbahaya seperti catak, kutu, lalat, dan
makruh memelihara anjing dirumah, dan menajiskan air liurnya, diperintahkan
membunuh anjing liar dan anjing gila. Sedangkan babi secara mutlak dimasukkan
sebagai binatang yang haram.
4. Nutrition
(Kesehatan makanan)
Masalah
ini terbagi pada 3 bagian, yaitu:
a. Menu makanan yang berfaidah terhadap kesehatan
jasmani, seperti tumbuh tumbuhan, daging binatang darat dan laut, dan segala
sesuatu yang dihasilakan dari daging, kurma, susu, dan semua yang bergizi.
b. Tata makanan. Islam melarang berlebih-lebihan
dalam hal makanan, makan bukan karena lapar hingga kekenyangan, diet ketika
sedang sakit, memrintahkan berpuasa agar usus dan perut besarnya dapat
beristirahat dan tidak berbuka dengan berlebih-lebihan atau melampaui batas.
c. Mengharamkan segala sesuatu yang berbahaya bagi
kesehatan seperti bangkai, darah dan daging babi.
Hubungan
sains dan agama dapat dipertemukan kembali melalui interpretasi yang sehat,
baik pada teks-teks kitab suci maupun lewat dimensi alam semesta ini. Maka
wajar saja kalau A.M. Saefudin mengatakan bahwa sains dan teknologi
harus diimbangi dengan landasan nilai dan moral.
B.
Perkembangan Kedokteran
Perkembangan
kedokteran memiliki beberapa masa, diantaranya adalah sebagai berikut:[5]
1. Perkembangan
Kedokteran pada masa purba
Menurut dugaan sejarawan, manusia
purba yang hidup berpuluh-puluh Tahun sebelum Masehi telah mengenal pengobatan.
Mereka mengenal cara mengobati luka dengan urapan (olesan) dengan obat dari
sejenis daun yang ditumbuk halus. Mereka juga telah mengenal cara melasah
(fisioterapi) dan membalut tangan atau kaki seseorang yang patah tulang. Sebagai
pembalut mereka menggunakan kulit kayu atau kulit binatang. Manusia purba pun
telah mengenal cara mengobati sakit perut, pening, batuk-batuk, dan pingsan.
Bahkan mereka telah mencoba untuk melakukan pembedahan.
a. Pijat-memijat
Dalam
hal pijat-memijat, sudah menjadi kebiasaan seorang kepala suku, apabila merasa
pegal-pegal selepas berpergian jauh untuk menyuruh seorang anak buah
memijatnya.
b. Ramuan
obat
Manusia
mulainya mengenal ramuan obat untuk suatu penyakit adalah dengan mencoba
meramunya dari daun-daunan. Ada banyak jenis daun penawar yang cocok untuk
penyakit, jika Allah menghendaki seorang yang cerdik dan rajin mengumpulkan
bahan obat temuan sendiri dan penemuan orang lain pada akhirnya akan terkenal
sebagai seorang tukang mengobati atau seorang tabib (dokter) alamiah yang
pertama. Rasulullah SAW telah bersabda :
“ Apabila Allah menurunkan
penyakit, pasti Ia akan menurunkan penawarnya.“ (HR. Bukhori Muslim).
c.
Alat-alat perdukunan
Hampir semua dukun percaya bahwa
semua benda yang dianggap ajaib mempunyai kekuatan gaib atau dihuni roh nenek
moyang. Setiap dukun mempunyai azimat penangkal roh-roh jahat atau kekuatan
jahat. Dan azimat pengalap keselamatan yang dapat mendatangkan roh-roh baik
sebagai pengawal.
Azimat itu bisa terdiri atas
berbagai jenis batu berwarna atau batu hitam pekat, tengkorak manusia,
tengkorak binatang, ujung tombak bekas membunuh lebih dari sepuluh orang musuh.
Pada masa kekhalifahan Islam, di Baghdad telah terdapat sebuah rumah sakit yang
cukup mewah, bersih, da teratur perawatannya. Sementara itu bangsa Romawi masih
mempercayai dukun-dukun, penyakit sampai diobati dengan jampi-jampi dan minum
air jernih, dll.
2. Perkembangan
Kedokteran pada Masa Sebelum Nabi Muhammad SAW
a.
Sumeria dan Akadia
Menurut data-data yang terungkapkan
sekitar 4000 tahun sebelum Masehi,tabib-tabib bangsa Sumeria telah mengenal
cara mengobati patah tulang dengan cara lasah yang diberi balutan berbidai.
Selain itu, mereka juga telah mengenal cara mengobati gigitan srigala, dengan
di-kayy bakar searah dengan gigitannya, lalu si penderita diberi minum ramuan
sambil dikubur sampai pinggang dalam lubang berlumpur selama sehari semalam.
Sedangkan, dinegeri Akadia, yaitu
negeri yang terletak di wilayah Irak bagian tengah, tepatnya di tempat
pertemuan sungai Dajlah dan Furrat, sekitar 2300 tahun sebelum Masehi, ada
seorang bekas pelayan Raja Zababah, namanya adalah Sargon. Pada
masa Sargon inilah terjadi kebangkitan ilmu kedokteran Islamiah. Bahkan
di kota Aqad, telah berdiri semacam lembaga pengkajian kedokteran yang
berkembang sampai awal pemerintahan raja Namrudz dari Babilonia.
b.
Bangsa Babilonia
Bidang
ilmu kedokteran yang terkenal pada masa ini adalah ilmu lasah (fisioterapi),
ilmu bedah, dan beberapa cabangnya, ilmu terapi air (hidroterapi) dan beberapa
cabangnya, ilmu al-kayy bakar, ilmu al-ashaz, ilmu penemuan obat (farmakologi)
bahkan konon telah ada obat-obatan dalam bentuk pil.
c.
Mesir
Pada
masa kekuasaan Firaun Ramses II, lebih kurang 1200 tahun sebelum Masehi,
di ibu kota negaranya di Ramses lalu dikota Thebe dan Memphis telah
ditemukan lembaga-lembaga pusat penkajian ilmu kedokteran.
d.
Persia
Pada tahun 650 SM, sebagian ahli
kedokteran membuat sekolah tinggi kedokteran.
Dalam metode pengobatan, Ilmu bedah Persia terkenal halus jahitannya dan
biusannya membuat orang terlena. Sebab, para tabib ahli bedah telah menggunakan
sejenis opium. Ilmu lasah atau Xiarxes juga dikembangkan dengan cara
melumuri minyak zaitun ditubuh pasien, lalu dipanaskan saat matahari pagi.
Mereka juga mengembangkan ilmu bekam dan fashid yaitu cara mengeluarkan
darah hitam
e. Hindustan
Ilmu kedokteran Hindustan berpangkal
pada ilmu kedokteran Ariya, Sumeria, Yunani dan Persia. Hindustan mengembangkan
beberapa macam metode kedokteran, antara lain: metode berasaskan agama
diantaranya berpangkal pada Arthawaweda atau Ayurweda, Metode yang tidak
berasaskan agama melainkan berasaskan ilmu kedokteran murni, dan metode
campuran, yaitu metode kedokteran yang dicampurkan dengan sihir.
f. Romawi dan Yunani
Pada 500 tahun SM, telah ada
beberapa tabib terkenal. Tetapi, tabib di romawi dan Yunani biasanya merangkas
sebagai seorang kahin atau dukun.
3. Perkembangan Kedokteran Pada Masa Islam
a.
Kedokteran Nabi Saw.
Dalam
syariah Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw terkandung nilai-nilai
ath-thib (kedokteran yang murni dan tinggi). Adapun ajaran dan tuntunan
Rasulullah yang mengandung kajian dan nilai-nilai kedokteran, seperti cara
bersuci yang diajarkan Rasulullah Saw, cara berwudhu dengan membasuh anggota badan
yang biasanya tampak, perintah memotong kuku, sunnah untuk berkhitan dan lain
sebagainya.
Pada dasarnya ilmu kedokteran sifatnya umum dan
berlaku secara universal. At-Thibb-ul-Islam atau kedokteran Islam tiada
lain adalah ilmu pengobatan yang berasaskan Islam. Dengan prinsip-prinsip
pengobatan, antara lain: mengobati seorang pasien secara ihsan, tidak melakukan
hal-hal yang bertentangan dengan al-qur’an dan sunnah nabi-Nya, tidak
sekali-kali menggunakan obat-obatan yang haram atau tercampuri bahan yang haram
dan lain sebagainya.
b. Masa
Penerjemahan, Penyaduran, dan Pengembangan Pertama
Dalam tarikh kebudayaan Islam
disebutkan bahwa khalifah Khalid bin Yazid adalah orang pertama yang
membuat lemari kitab yang besar. Selain itu, ia juga mendatangkan Marianus,
seorang sarjana kimia dari Iskandaria untuk mengajarkan ilmu kimia.
c. Masa
Penerjemahan, Penyaduran dan Pengembangan Kedua
Pada
masa pemerintahan khalifah Abu Ja’far al-Mansur pada tahun 136-158 H,
didirikan lembaga pengkajian ilmu pengetahuan. Diantara pekerjaan lembaga itu
adalah menerjemahkan kitab-kitab pengetahuan dari bahasa Siryani, Yunani,
Hindia, Persia, dan bahasa lainnya. Sebagian kitab-kitab itu berisi ilmu kedokteran.
Penerjemahnya adalah tabib Jirjis Bukhtishu, beliau yang banyak
menerjemahkan kitab-kitab berbahasa Siryani dan Yunani kedalam bahasa Arab.
Pada masa kekuasaan khalifah al-Makmun
antara tahun 193 - 218 H, ahli-ahli kedokteran diperintahkan untuk melanjutkan
penerjemahan kitab-kitab kedokteran berbahasa Persia yang bermakna tinggi, yang
berasal dari peninggalan kedokteran Arianasapur dan Jundisyahpur
pada kurun awal.
d. Perkembangan
Kedokteran Persia Pada Masa Kekhalifahan Islam
Ada beberapa metode kedokteran yang berkembang,
seperti metode Persia Kuno, Hilaniyah, dan metode kedokteran kaum Zindik. Kitab
kaum zindik terbagi dua yaitu, kitab untuk ahli thib, berisikan ilmu kedokteran
keduniaan semata, dan kitab untuk masyarakat awam, berisi cara pengobatan yang
mudah dan menarik serta cara meramal, ‘azimat, aufaq, nujum dan ilmu perdukunan
disertai dengan hadis-hadis palsu. Tabib -tabib Persia yang termayhur yaitu:
1)
Ali Ismail bin Muhammad al-Jurjani,
tabib ahli ilmu jiwa, ahli bedah, ahli penyakit dalam, kulit, dan obat-obatan.
2)
Ismail Syaraffudin al-Jurajani,
penyusun kamus kedokteran.
e. Kedokteran
Zaman Bani Saldsyuk
Wazir
Nizam-ul-Muluk mendirikan rumah sakit, sekolah
pengkajian kedokteran menengah, dan sekolah pengkajian kedokteran tinggi.
Tabib-tabib pada zaman ini diantaranya:
1)
Abu Hamid muhammad al-Ghazali, ahli Ilmu
Kejiwaan
2)
Ahmad Syarif Shabran, ahli bedah,
kandungan dan peramu obat.
3)
Sarah binti Abd-ul-Ghaniy, ahli ilmu
kebidanan, penyakit dalam, dan seorang guru
4)
Salim Saif-ud-Din, ahli lasah, penyakit
dalam, bedah dan bekam
5)
Ibnu Qibti, tabib umum
f. Perkembangan
Cabang Ilmu Kedokteran Persia
Berkembangnya obat-obat kimia,
Masaja-i-Lasha, yaitu pengobatan dengan cara pemanasan, memperbaiki patah
tulang atau retak dengan bidai dan balutan. Berkembang juga kedokteran khusus
atau spesialis gigi dan mata dengan perlengkapannya.
g. Perkembangan
Kedokteran Islam di India
Islam
berkembang di India pada tahun 89 H, berawal di Afghanistan. Tabib-tabib muslim
ternama di India diantaranya:
1)
Ainun Muluk as-Sirazi, tabib umum, ahli
obat-obatan herbal dan kimia dan penulis banyak kitab
2)
Muhammad Akbarsyah Arzani,ahli penyakit
dalam, kulit, kelamin, kandungan, bedah, dan obat-obatan. Penemu obat penawar
tahi lalat dan wasir.
3) Abu
Bakr Delhi, tabib dan apoteker pembuat pil kimia.
4) Tamjiz
at-Tuqkhan, pengamal kitab az-Zahrawi, guru dan pembuat obat.
5) Abdul
JalilHazzi, ahli lasah tulang, obat-obatan herbal dan tabib hewan.
Pada
masa kerajaan Mogul, di India terdapat lebih dari 20.800 tabib Muslim yang
menjadi juru dakwah.
h. Ilmu
kedokteran Islam di Turki
Pengobatan
yang berkembang di Turki, ada beberapa macam, antara lain;
Kedokteran
yang umum berkembang di rumah sakit oleh tabib-tabib yang berijazah sekolah
kedokteran dan terdapat di kota-kota.
1) Pengobatan
adat yang dilakkukan tukang mengobati hasil kajian sendiri, kebanyakan berupa
Turki asli, Bulgaria, Armenia, dan Kurdi.
2) Pengobatan
bangsa Bizantium yang berasaskan kitab-kitab masa purba.
3) Pengobatan
yang dilakukan berasaskan kepatriahan berupa doa-doa dari rahib nasrani.
4) Pengobatan
yang bercampur kekahinan.
Banyak
penemuan-penemuan baru pada masa Islam di Turki diantaranya yaitu:
1) Alat
suntik, yang ditemukan oleh Abu Bakr dri Istanbul
2) Penggunaan
corong logam semacam nafiri (terompet) pendek untuk mendengar suara dalam
tubuh.
3) Alat-alat
bedah seperti, 14 macam alat penjepit, 25 macam gunting, 15 batang jarum jahit
luka bedah, dan jarum bengkok batang kembar yang halus.
Sebagian
tabib-tabib muslim Turki menguraikan ilmu kedokteran berasaskan Islam,seperti
bahaya khamr, jilatan anjing dan sebagainya.
Sekolah kedokteran pertama yang
dibangun umat Islam adalah sekolah Jindi Shapur di Baghdad. Khalifah Al-Mansur
dari Dinasti Abbasiyah yang mendirikan kota Baghdad mengangkat Judis Ibn
Bahtishu sebagai dekan sekolah kedokteran itu. Pendidikan kedokteran yang
diajarkan di Jindi Shapur sangat serius dan sistematik. Era kejayaan Islam
telah melahirkan sejumlah tokoh kedokteran terkemuka, seperti Al-Razi,
Al-Zahrawi, Ibnu-Sina, Ibnu-Rushd, Ibn-Al-Nafis, dan Ibn- Maimon.[6]
Rumah Sakit terkemuka pertama yang
dibangun umat Islam berada di Damaskus pada masa pemerintahan Khalifah Al-Walid
dari Dinasti Umayyah pada 706 M. Namun, rumah sakit terpenting yang berada di
pusat kekuasaan Dinasti Umayyah itu bernama Al-Nuri. Rumah sakit itu berdiri
pada 1156 M, setelah era kepemimpinan Khalifah Nur Al-Din Zinki pada
1156 M.
C. Penelitian
Mutakhir Tentang Kesehatan dan Obat-Obatan
Kesehatan
merupakan faktor penting dalam kelangsungan hidup manusia. Tanpa kesehatan
manusia secara perlahan akan mengalami kematian. Secara umum kesehatan terbagi
menjadi dua macam, yaitu kesehatan jasmani dan rohani. Kesehatan jasmani yaitu
kesehatan badan atau tubuh (fisik), sedangkan kesehatan rohani adalah kesehatan
jiwa.
Pada
zaman modern seperti sekarang ini, banyak ilmuwan yang menemukan berbagai
penelitian-penelitian terbaru mengenai kesehatan dan obat-obatan. diantaranya
yaitu:
1. Manfaat
madu
Madu adalah salah satu hasil yang
dibuat oleh lebah. Para peneliti menyatakan bahwa madu lebah mengandung banyak
khasiat dan manfaat bagi kesehatan. Salah satunya adalah untuk meningkatkan
daya tahan tubuh, melawan kanker, mencegah penyakit jantung dan perawatan luka.
Hiedrun Gross, seorang ilmuwan California menemukan fakta meningkatnya
zat antibody pada orang yang biasa mengkonsumsi madu.
Menurut Prof. Peter C Mulan
mengatakan bahwa madu memilki zat hidrogen peroksida, yaitu zat yang efektif
dalam melawan jamur dan bakteri. Dr. Glenys Round menyatakan bahwa madu
digunakan untuk para penderita kanker. Dalam al-Qur’an pun Allah berfirman:
....يَخْرُجُ
مِنْ بُطُوْنِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُه‘ فِيهِ شِفَآءٌ لِلنَاسِ إِنَ
َفِي ذَالِكَ لأَيَةً لِقَوْمِ يَتَفَكَرُوْنَ
Artinya :
“ Dari perut lebah itu keluar
minuman yang bermacam-macam warnanya, didalamnya terdapat obat yang
menyembuhkan bagi manusia. Sungguh, pada demikian itu benar-benar terdapat
tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berfikir”. (Q.S. An-Nahl: 69).
2. Teknologi nuklir untuk pengembangan alat-alat
medis
Badan Teknologi Nuklir Nasional
(BATAN) telah mengembangkan alat untuk memancarkan radiasi laju dosis rendah
yang bernama Seed Brakiterapi I-125. Dengan cara menanamkan sumber
radiasi (implantasi) kedalam jaringan kanker. Pengobatan seperti ini hanya
dilakukan kepada penderita kanker prostat dan kanker payudara. Sumber radiasi
ini berukuran kecil, panjangnya hanya 10 milimeter dengan diameter 1 milimeter.
Penanganan kanker dengan seed I-125 tidak memerlukan rawat inap serta berdampak
kecil terhadap sel-sel tubuh di sekitarnya.
3. Susu
dan Air Seni Unta
Riset Ilmiah Dr. Faten
Abdel-Rahman Khorshid, ilmuwan Saudi yang juga staf King Abdul Aziz
University (KAAU) dan Presiden Tissues Culture Unit di Pusat Penelitian Medis
King Fahd itu, menemukan bahwa partikel nano dalam air seni unta dapat melawan
sel kanker dengan baik. Air seni dan susu unta mampu memperkecil ukuran tumor
hingga setengahnya dalam waktu sebulan. Riset ini terinspirasi oleh hadits
Rasulullah Saw yaitu:
Dari Anas bin Malik berkata, “Beberapa
orang dari ‘Ukl atau ‘Urainah datang ke Madinah, namun mereka tidak tahan
dengan iklim Madinah hingga mereka pun sakit. Beliau lalu memerintahkan mereka
untuk mendatangi unta dan meminum air kencing dan susunya. Maka mereka pun berangkat
menuju kandang unta (zakat), ketika telah sembuh, mereka membunuh pengembala
unta Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan membawa unta-untanya. Kemudian
berita itu pun sampai kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjelang siang.
Maka beliau mengutus rombongan untuk mengikuti jejak mereka, ketika matahari
telah tinggi, utusan beliau datang dengan membawa mereka. Beliau lalu
memerintahkan agar mereka dihukum, maka tangan dan kaki mereka dipotong, mata
mereka dicongkel, lalu mereka dibuang ke pada pasir yang panas. Mereka minta
minum namun tidak diberi.” (HR. Bukhari dan Muslim).
4. Kloning
Pada Manusia
Kloning merupakan salah satu hasil
dari rekayasa genetika yaitu berupa proses menghasilkan individu-individu dari
jenis yang sama (identik) secara genetik. Proses kloning ini telah berhasil
dilakukan pada seekor domba bernama dolly. Lahir pada tahun 1996, dan mati pada
usia 6 tahun.
Perusahaan Clonaid kelompok Raelian
telah berhasil mengklon dua manusia. Pertama, lahir pada tanggal 26 Desember
2002 yang bernama Eve, dan yang kedua pada tanggal 2 Januari 2003.[7] Salah satu kekhawatirannya adalah jika
seorang bayi di clone, maka kromosomnya akan cocok dengan usia donor. Misalnya
seorang anak hasil cloning yang berusia 5 tahun akan tampak seperti berumur 10
karena mendapat kromosom dari donor berusia 5 tahun, dengan disertai risiko
penyakit jantung dan kanker.
5. Solusi
Terbaru Dalam Melawan Penyakit Hepatitis C
Hepatitis adalah suatu penyakit yang
menyerang hati yang disebabkan oleh virus. Hepatitis terdiri dari 3 macam,
yaitu: Hepatitis A, B, dan C. Hepatitis C adalah yang paling parah dan menular
melalui darah juga terjadi secara horizontal pada usia dewasa.[8]
Banyak pakar medis yang mencari obat yang efektif untuk penderita Hepatitis C. Dr.
Michael Charlton, seorang direktur Liver Transplantation Program di Intermountain
Medical center Researchers menemukan sebuah perawatan mulut dengan
pengobatan spesifik yang menghasilkan tingkat kesembuhan yang tinggi
setelahnya.
6. Teh
Hijau Tunda Munculnya Kanker
Para ahli dari Universitas Kansas,
Amerika Serikat menyatakan bahwa teh hijau memilki kandungan EECG (apigallocatechin
gallate). Ini adalah bahan antioksidan yang lebih efektif daripada vitamin
C, E atau resveratrol (antioksidan dalam anggur merah). EECG ini memberikan 63%
perlindungan pada DNA. Oleh karena inilah, teh hijau sangat baik dan dapat
menunda dan memperlambat timbulnya kanker dalam jangka waktu lima tahun.[9]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sains
Islami sebagai sains yang berlandaskan pada nilai-nilai universal secara
kontruktif dapat dilihat bagaimana ia meletakan peran al-qur'an dalam kaitan
Islam. Ini lah yang membedakannya dengan pandangan dunia muslim.
- Hal-hal
pokok yang terkandung dalam syariat islam tentang kesehatan adalah sebagai
berikut :
a. Sanition
and personal hygiene.
b. Epidemiologi.
c. Memerangi
binatang melata, serangga, dan hewan yang menularkan penyakit kepada orang
lain.
d. Nutrition.
3. Perkembangan
Kedokteran Pada Masa Islam
a. Kedokteran
Nabi Saw.
b. Masa
Penerjemahan, Penyaduran, dan Pengembangan Pertama dan kedua.
c. Perkembangan
Kedokteran Persia Pada Masa Kekhalifahan Islam
d. Kedokteran
Zaman Bani Saldsyuk.
e. Perkembangan
Cabang Ilmu Kedokteran Persia
f. Perkembangan
Kedokteran Islam di India
g. Ilmu
kedokteran Turki.
4. Penelitian
Mutakhir Tentang Kesehatan dan Obat-Obatan seperti madu, pemanfaatan teknologi
nuklir, susu dan lain-lain.
B. Kritik
dan Saran
Banyak kekurangan dalam makalah kami. Penulis berharap pembaca tidak hanya terpaku kepada makalah yang kami buat ini untuk dijadikan sebagai sumber pembelajaran.
DAFTAR
PUSTAKA
Nata,
Abuddin. Studi Islam Komprehensif. Jakarta:
Kencana. Cet. 1. 2011
Al Fanjari, Ahmad Syauqi. Nilai
Kesehatan dalam Syariat Islam. Jakarta: Bumi Aksara. Cet 1. 1996.
Yamani, Ja’far Khadem. Kedokteran Islam: Sejarah dan
Perkembangannya. Bandung: Dzikra. Cet. 4. 2007.
Maramis, Willy F dan Albert A. Maramis.Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Edisi 2. Surabaya: Airlangga University Press, 2009.
______,Hidup Sehat dengan Akal Sehat: Kumpulan Artikel Kesehatan
KOMPAS.
Jakarta: Kompas. 2000.
[1]Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A., Studi Islam Komprehensif, (Jakarta:
Kencana, 2011), Cet. 1, hlm. 21-22.
[2]Ibid.,
hlm. 391.
[4] Dr. Ahmad Syauqi Al Fanjari, Nilai Kesehatan dalam Syariat
Islam, ( Jakarta: Bumi Aksara, 1996), Cet 1, hlm. 4-6
[5]Dr. Ja’far Khadem Yamani, Kedokteran
Islam: Sejarah dan Perkembangannya, (Bandung: Dzikra, 2007), Cet. 4, hlm.
1-86.
[6]http://www.globalmuslim.web.id/2010/09/kedokteran-dalam-islam-sejarah.html
[7]Willy
F. Maramis dan Albert A. Maramis, Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Edisi 2, Surabaya: (Airlangga University Press, 2009), hlm. 625.
[8]______,Hidup Sehat
dengan Akal Sehat: Kumpulan Artikel Kesehatan KOMPAS, (Jakarta:
Kompas, 2000), hlm. 75.
[9]
Ibid, h.164