Rabu, 25 Mei 2016

Islam dan Kedokteran

Posted by Vadianyourlife on 01.41 with 2 comments
ISLAM DAN KEDOKTERAN

Oleh: 
Eva Dianidah
Siti Nur Jannah
Ardiansyah Permana
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kedokteran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan dokter atau pengobatan penyakit. Dalam sejarah, praktek pengobatan telah ada sejak ribuan tahun lamanya. Islam pun mengajarkan tentang kedokteran. Didalam Al-qur’an banyak ayat-ayat yang menjelaskan mengenai bidang kedokteran. Tidak hanya dalam Al-Qur’an, Rasulullah Saw dalam sunnahnya menjelaskan mengenai bidang ini, terutama tentang obat-obatan.
Dari kedua sumber inilah muncul para ilmuwan yang mengembangkan ilmu kedokteran. Bidang kedokteran merupakan bidang yang sangat penting, terlebih untuk menunjang hidup manusia. Semua makhluk hidup di dunia ini pasti mengalami sakit, terutama manusia, tidak mungkin sehat selamanya. Apakah Islam berperan dalam dunia kedokteran?. Pada makalah ini, penulis membahas dan mengulas sedikit mengenai Islam dan Kedokteran.
A.    Perumusan Masalah
  1. Apa definisi dari Islam dan kedokteran?
  2. Bagaimana perkembangan kedokteran dalam Islam?
  3. Apa saja penelitian mutakhir tentang obat-obatan dan kesehatan?
B.     Tujuan Penulisan Makalah
1.    Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Islam dan Ilmu Pengetahuan.
2.    Untuk dapat mengidentifikasi informasi dan pengetahuan mengenai Islam dan Kedokteran.

 


BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Islam dan Ilmu Kedokteran
1.    Definisi Islam
Islam adalah agama yang didasarkan pada wahyu, berasal dari Allah SWT dan merupakan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW untuk menyempurnakan agama yang dibawa oleh para nabi sebelumnya. Menurut lima perawi hadits (Muslim, Tirmidzi, Nasai, Ibn Majah dan Abu Daud), “Islam adalah bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah hamba serta Rasul-Nya, mendirikan shalat, memberikan zakat, puasa pada bulan Ramadhan, dan menunaikan ibadah haji jika mampu.” (HR. Bukhari Muslim).[1]
2.      Definisi Ilmu Kedokteran
Menurut Ibnu Sina, ilmu kedokteran adalah:
“Ilmu yang mengetahui keadaan badan manusia dari segi yang mendatangkan atau yang menghilangkan kesehatan agar terpelihara kesehatan yang sempurna.”
            Menurut Ja’far Khadem Yamani, bahwa pada dasarnya ilmu kedokteran sifatnya umum dan berlaku secara universal. Akan tetapi, di dalamnya ada yang Islami, yaitu yang sejalan dengan syara’ atau tidak berlawanannya. Dan yang tidak Islami yaitu yang tidak sejalan dengan syara’ atau berlawanan dengannya.[2]

Ilmu kedokteran termasuk ilmu yang sangat canggih dan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang luar biasa. Kecanggihan ilmu ini antara lain dapat dilihat dari cabangnya yang sangat banyak, seperti ilmu penyakit dalam yang kemudian menimbulkan spesialisasi seperti spesialisasi jantung, paru-paru, ginjal, usus buntu, kencing manis, penyakit gula, hernia, leukemia, dan masih banyak lagi. Belum lagi dokter yang berkaitan dengan spesialisasi anak, ibu hamil. Dan dokter kandungan. Artinya, ilmu kedokteran ini semakin berkembang seiring dengan timbulnya berbagai penyakit yang disebabkan kesalahan pada sejumlah tubuh dan seluruh pancaindra yang dimilikinya.[3]
Sains Islami sebagai sains yang berlandaskan pada nilai-nilai universal secara kontruktif dapat dilihat bagaimana ia meletakan peran Al-qur'an dalam kaitan Islam. Ini lah yang membedakannya dengan pandangan dunia muslim. Teori-teori ilmiah yang dimunculkan sains dilandaskan pada metafisikayang bertentangan dan menyudutkan keyakinan kaum beragama, seperti teori penciptaan alam semesta, manusia, hubungan alam dengan tuhan, dan sebagainya.
Islam berbeda dengan agama lain yang datang sebelumnya. Islam datang sebagai agama dan untuk kepentingan duniawi serta ukhrowi secara simultan. tidak sekedar terbatas jalur hubungan antara hamba dengan tuhan saja (vertikal)  akan tetapi islam adalah satu-satunya agama yang menegakan daulat dan pemerintahan (horizontal), yakni pemerintahan Rasulullah saw di Madinah. [4]Hal-hal pokok yang terkandung dalam syariat islam tentang kesehatan adalah sebagai berikut :
1.      Sanition and personal hygiene (kesehatan lingkungan dan kesehatan perorangan) yang meliputi kebersihan badan,tangan, gigi, kuku dan rambut. Demikian juga kebersihan lingkungan, jalan, rumah, tatakota, saluran irigasi, sumur serta tebing-tebingnya.
2.      Epidemiologi (preventif penyakit menular) melalui karantina preventif kesehatan tidak memasuki suatu daerah yang terjangkit wabah penyakit, tidak lari dari tempat itu, mencuci tangan sebelum menjenguk orang sakit dan sesudahnya, berobat kedokter dan mengikuti semua petunjuk preventif dan terapinya. 
3.      Memerangi binatang melata, serangga, dan hewan yang menularkan penyakit kepada orang lain. Oleh karena itu, diperintahkan agar membunuh tikus, kalajengking, dan musang serta membunuh serangga yang berbahaya seperti catak, kutu, lalat, dan makruh memelihara anjing dirumah, dan menajiskan air liurnya, diperintahkan membunuh anjing liar dan anjing gila. Sedangkan babi secara mutlak dimasukkan sebagai binatang yang haram.
4.      Nutrition (Kesehatan makanan)
Masalah ini terbagi pada 3 bagian, yaitu:
a. Menu makanan yang berfaidah terhadap kesehatan jasmani, seperti tumbuh tumbuhan, daging binatang darat dan laut, dan segala sesuatu yang dihasilakan dari daging, kurma, susu, dan semua yang bergizi.
b. Tata makanan. Islam melarang berlebih-lebihan dalam hal makanan, makan bukan karena lapar hingga kekenyangan, diet ketika sedang sakit, memrintahkan berpuasa agar usus dan perut besarnya dapat beristirahat dan tidak berbuka dengan berlebih-lebihan atau melampaui batas.
c. Mengharamkan segala sesuatu yang berbahaya bagi kesehatan seperti bangkai, darah dan daging babi.
Hubungan sains dan agama dapat dipertemukan kembali melalui interpretasi yang sehat, baik pada teks-teks kitab suci maupun lewat dimensi alam semesta ini. Maka wajar saja kalau A.M. Saefudin mengatakan bahwa sains dan teknologi harus diimbangi dengan landasan nilai dan moral.

B.     Perkembangan Kedokteran
Perkembangan kedokteran memiliki beberapa masa, diantaranya adalah sebagai berikut:[5]
1.      Perkembangan Kedokteran pada masa purba
Menurut dugaan sejarawan, manusia purba yang hidup berpuluh-puluh Tahun sebelum Masehi telah mengenal pengobatan. Mereka mengenal cara mengobati luka dengan urapan (olesan) dengan obat dari sejenis daun yang ditumbuk halus. Mereka juga telah mengenal cara melasah (fisioterapi) dan membalut tangan atau kaki seseorang yang patah tulang. Sebagai pembalut mereka menggunakan kulit kayu atau kulit binatang. Manusia purba pun telah mengenal cara mengobati sakit perut, pening, batuk-batuk, dan pingsan. Bahkan mereka telah mencoba untuk melakukan pembedahan.
a.       Pijat-memijat
Dalam hal pijat-memijat, sudah menjadi kebiasaan seorang kepala suku, apabila merasa pegal-pegal selepas berpergian jauh untuk menyuruh seorang anak buah memijatnya.
b.      Ramuan obat
Manusia mulainya mengenal ramuan obat untuk suatu penyakit adalah dengan mencoba meramunya dari daun-daunan. Ada banyak jenis daun penawar yang cocok untuk penyakit, jika Allah menghendaki seorang yang cerdik dan rajin mengumpulkan bahan obat temuan sendiri dan penemuan orang lain pada akhirnya akan terkenal sebagai seorang tukang mengobati atau seorang tabib (dokter) alamiah yang pertama. Rasulullah SAW telah bersabda :
“ Apabila Allah menurunkan penyakit, pasti Ia akan menurunkan penawarnya.“ (HR. Bukhori Muslim).
c.       Alat-alat perdukunan
Hampir semua dukun percaya bahwa semua benda yang dianggap ajaib mempunyai kekuatan gaib atau dihuni roh nenek moyang. Setiap dukun mempunyai azimat penangkal roh-roh jahat atau kekuatan jahat. Dan azimat pengalap keselamatan yang dapat mendatangkan roh-roh baik sebagai pengawal.
Azimat itu bisa terdiri atas berbagai jenis batu berwarna atau batu hitam pekat, tengkorak manusia, tengkorak binatang, ujung tombak bekas membunuh lebih dari sepuluh orang musuh. Pada masa kekhalifahan Islam, di Baghdad telah terdapat sebuah rumah sakit yang cukup mewah, bersih, da teratur perawatannya. Sementara itu bangsa Romawi masih mempercayai dukun-dukun, penyakit sampai diobati dengan jampi-jampi dan minum air jernih, dll.
2.      Perkembangan Kedokteran pada Masa Sebelum Nabi Muhammad SAW
a.       Sumeria dan Akadia
Menurut data-data yang terungkapkan sekitar 4000 tahun sebelum Masehi,tabib-tabib bangsa Sumeria telah mengenal cara mengobati patah tulang dengan cara lasah yang diberi balutan berbidai. Selain itu, mereka juga telah mengenal cara mengobati gigitan srigala, dengan di-kayy bakar searah dengan gigitannya, lalu si penderita diberi minum ramuan sambil dikubur sampai pinggang dalam lubang berlumpur selama sehari semalam.
Sedangkan, dinegeri Akadia, yaitu negeri yang terletak di wilayah Irak bagian tengah, tepatnya di tempat pertemuan sungai Dajlah dan Furrat, sekitar 2300 tahun sebelum Masehi, ada seorang bekas pelayan Raja Zababah, namanya adalah Sargon. Pada masa Sargon inilah terjadi kebangkitan ilmu kedokteran Islamiah. Bahkan di kota Aqad, telah berdiri semacam lembaga pengkajian kedokteran yang berkembang sampai awal pemerintahan raja Namrudz dari Babilonia.
b.      Bangsa Babilonia
Bidang ilmu kedokteran yang terkenal pada masa ini adalah ilmu lasah (fisioterapi), ilmu bedah, dan beberapa cabangnya, ilmu terapi air (hidroterapi) dan beberapa cabangnya, ilmu al-kayy bakar, ilmu al-ashaz, ilmu penemuan obat (farmakologi) bahkan konon telah ada obat-obatan dalam bentuk pil.
c.       Mesir
Pada masa kekuasaan Firaun Ramses II, lebih kurang 1200 tahun sebelum Masehi, di ibu kota negaranya di Ramses lalu dikota Thebe dan Memphis telah ditemukan lembaga-lembaga pusat penkajian ilmu kedokteran.
d.      Persia
Pada tahun 650 SM, sebagian ahli kedokteran membuat sekolah tinggi kedokteran.  Dalam metode pengobatan, Ilmu bedah Persia terkenal halus jahitannya dan biusannya membuat orang terlena. Sebab, para tabib ahli bedah telah menggunakan sejenis opium. Ilmu lasah atau Xiarxes juga dikembangkan dengan cara melumuri minyak zaitun ditubuh pasien, lalu dipanaskan saat matahari pagi. Mereka juga mengembangkan ilmu bekam dan fashid yaitu cara mengeluarkan darah hitam 
e.       Hindustan
            Ilmu kedokteran Hindustan berpangkal pada ilmu kedokteran Ariya, Sumeria, Yunani dan Persia. Hindustan mengembangkan beberapa macam metode kedokteran, antara lain: metode berasaskan agama diantaranya berpangkal pada Arthawaweda atau Ayurweda, Metode yang tidak berasaskan agama melainkan berasaskan ilmu kedokteran murni, dan metode campuran, yaitu metode kedokteran yang dicampurkan dengan sihir.
f.        Romawi dan Yunani
            Pada 500 tahun SM, telah ada beberapa tabib terkenal. Tetapi, tabib di romawi dan Yunani biasanya merangkas sebagai seorang kahin atau dukun.

3.  Perkembangan Kedokteran Pada Masa Islam
a.         Kedokteran Nabi Saw.
            Dalam syariah Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw terkandung nilai-nilai ath-thib (kedokteran yang murni dan tinggi). Adapun ajaran dan tuntunan Rasulullah yang mengandung kajian dan nilai-nilai kedokteran, seperti cara bersuci yang diajarkan Rasulullah Saw, cara berwudhu dengan membasuh anggota badan yang biasanya tampak, perintah memotong kuku, sunnah untuk berkhitan dan lain sebagainya.
Pada dasarnya ilmu kedokteran sifatnya umum dan berlaku secara universal. At-Thibb-ul-Islam atau kedokteran Islam tiada lain adalah ilmu pengobatan yang berasaskan Islam. Dengan prinsip-prinsip pengobatan, antara lain: mengobati seorang pasien secara ihsan, tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan al-qur’an dan sunnah nabi-Nya, tidak sekali-kali menggunakan obat-obatan yang haram atau tercampuri bahan yang haram dan lain sebagainya. 
b.    Masa Penerjemahan, Penyaduran, dan Pengembangan Pertama
            Dalam tarikh kebudayaan Islam disebutkan bahwa khalifah Khalid bin Yazid adalah orang pertama yang membuat lemari kitab yang besar. Selain itu, ia juga mendatangkan Marianus, seorang sarjana kimia dari Iskandaria untuk mengajarkan ilmu kimia.
c.     Masa Penerjemahan, Penyaduran dan Pengembangan Kedua
Pada masa pemerintahan khalifah Abu Ja’far al-Mansur pada tahun 136-158 H, didirikan lembaga pengkajian ilmu pengetahuan. Diantara pekerjaan lembaga itu adalah menerjemahkan kitab-kitab pengetahuan dari bahasa Siryani, Yunani, Hindia, Persia, dan bahasa lainnya. Sebagian kitab-kitab itu berisi ilmu kedokteran. Penerjemahnya adalah tabib Jirjis Bukhtishu, beliau yang banyak menerjemahkan kitab-kitab berbahasa Siryani dan Yunani kedalam bahasa Arab.
                  Pada masa kekuasaan khalifah al-Makmun antara tahun 193 - 218 H, ahli-ahli kedokteran diperintahkan untuk melanjutkan penerjemahan kitab-kitab kedokteran berbahasa Persia yang bermakna tinggi, yang berasal dari peninggalan kedokteran Arianasapur dan Jundisyahpur pada kurun awal.
d.       Perkembangan Kedokteran Persia Pada Masa Kekhalifahan Islam
            Ada beberapa metode kedokteran yang berkembang, seperti metode Persia Kuno, Hilaniyah, dan metode kedokteran kaum Zindik. Kitab kaum zindik terbagi dua yaitu, kitab untuk ahli thib, berisikan ilmu kedokteran keduniaan semata, dan kitab untuk masyarakat awam, berisi cara pengobatan yang mudah dan menarik serta cara meramal, ‘azimat, aufaq, nujum dan ilmu perdukunan disertai dengan hadis-hadis palsu. Tabib -tabib Persia yang termayhur yaitu:
1)        Ali Ismail bin Muhammad al-Jurjani, tabib ahli ilmu jiwa, ahli bedah, ahli penyakit dalam, kulit, dan obat-obatan.
2)        Ismail Syaraffudin al-Jurajani, penyusun kamus kedokteran.
e.    Kedokteran Zaman Bani Saldsyuk
Wazir Nizam-ul-Muluk mendirikan rumah sakit, sekolah pengkajian kedokteran menengah, dan sekolah pengkajian kedokteran tinggi. Tabib-tabib pada zaman ini diantaranya:
1)        Abu Hamid muhammad al-Ghazali, ahli Ilmu Kejiwaan
2)        Ahmad Syarif Shabran, ahli bedah, kandungan dan peramu obat.
3)        Sarah binti Abd-ul-Ghaniy, ahli ilmu kebidanan, penyakit dalam, dan seorang guru
4)        Salim Saif-ud-Din, ahli lasah, penyakit dalam, bedah dan bekam
5)        Ibnu Qibti, tabib umum
f.     Perkembangan Cabang Ilmu Kedokteran  Persia
            Berkembangnya obat-obat kimia, Masaja-i-Lasha, yaitu pengobatan dengan cara pemanasan, memperbaiki patah tulang atau retak dengan bidai dan balutan. Berkembang juga kedokteran khusus atau spesialis gigi dan mata dengan perlengkapannya.
g.    Perkembangan Kedokteran Islam di India
Islam berkembang di India pada tahun 89 H, berawal di Afghanistan. Tabib-tabib muslim ternama di India diantaranya:
1)        Ainun Muluk as-Sirazi, tabib umum, ahli obat-obatan herbal dan kimia dan penulis banyak kitab
2)        Muhammad Akbarsyah Arzani,ahli penyakit dalam, kulit, kelamin, kandungan, bedah, dan obat-obatan. Penemu obat penawar tahi lalat dan wasir.
3)      Abu Bakr Delhi, tabib dan apoteker pembuat pil kimia.
4)      Tamjiz at-Tuqkhan, pengamal kitab az-Zahrawi, guru dan pembuat obat.
5)      Abdul JalilHazzi, ahli lasah tulang, obat-obatan herbal dan tabib hewan.
Pada masa kerajaan Mogul, di India terdapat lebih dari 20.800 tabib Muslim yang menjadi juru dakwah.
h.    Ilmu kedokteran Islam di Turki
Pengobatan yang berkembang di Turki, ada beberapa macam, antara lain;
Kedokteran yang umum berkembang di rumah sakit oleh tabib-tabib yang berijazah sekolah kedokteran dan terdapat di kota-kota.
1)     Pengobatan adat yang dilakkukan tukang mengobati hasil kajian sendiri, kebanyakan berupa Turki asli, Bulgaria, Armenia, dan Kurdi.
2)     Pengobatan bangsa Bizantium yang berasaskan kitab-kitab masa purba.
3)     Pengobatan yang dilakukan berasaskan kepatriahan berupa doa-doa dari rahib nasrani.
4)     Pengobatan yang bercampur kekahinan.
Banyak penemuan-penemuan baru pada masa Islam di Turki diantaranya yaitu:
1)     Alat suntik, yang ditemukan oleh Abu Bakr dri Istanbul
2)     Penggunaan corong logam semacam nafiri (terompet) pendek untuk mendengar suara dalam tubuh.
3)     Alat-alat bedah seperti, 14 macam alat penjepit, 25 macam gunting, 15 batang jarum jahit luka bedah, dan jarum bengkok batang kembar yang halus.
Sebagian tabib-tabib muslim Turki menguraikan ilmu kedokteran berasaskan Islam,seperti bahaya khamr, jilatan anjing dan sebagainya.
            Sekolah kedokteran pertama yang dibangun umat Islam adalah sekolah Jindi Shapur di Baghdad. Khalifah Al-Mansur dari Dinasti Abbasiyah yang mendirikan kota Baghdad mengangkat Judis Ibn Bahtishu sebagai dekan sekolah kedokteran itu. Pendidikan kedokteran yang diajarkan di Jindi Shapur sangat serius dan sistematik. Era kejayaan Islam telah melahirkan sejumlah tokoh kedokteran terkemuka, seperti Al-Razi, Al-Zahrawi, Ibnu-Sina, Ibnu-Rushd, Ibn-Al-Nafis, dan Ibn- Maimon.[6]
            Rumah Sakit terkemuka pertama yang dibangun umat Islam berada di Damaskus pada masa pemerintahan Khalifah Al-Walid dari Dinasti Umayyah pada 706 M. Namun, rumah sakit terpenting yang berada di pusat kekuasaan Dinasti Umayyah itu bernama Al-Nuri. Rumah sakit itu berdiri pada 1156 M, setelah era kepemimpinan Khalifah Nur Al-Din Zinki pada 1156 M.

C.     Penelitian Mutakhir Tentang Kesehatan dan Obat-Obatan
Kesehatan merupakan faktor penting dalam kelangsungan hidup manusia. Tanpa kesehatan manusia secara perlahan akan mengalami kematian. Secara umum kesehatan terbagi menjadi dua macam, yaitu kesehatan jasmani dan rohani. Kesehatan jasmani yaitu kesehatan badan atau tubuh (fisik), sedangkan kesehatan rohani adalah kesehatan jiwa.
Pada zaman modern seperti sekarang ini, banyak ilmuwan yang menemukan berbagai penelitian-penelitian terbaru mengenai kesehatan dan obat-obatan. diantaranya yaitu:
1.    Manfaat madu
            Madu adalah salah satu hasil yang dibuat oleh lebah. Para peneliti menyatakan bahwa madu lebah mengandung banyak khasiat dan manfaat bagi kesehatan. Salah satunya adalah untuk meningkatkan daya tahan tubuh, melawan kanker, mencegah penyakit jantung dan perawatan luka. Hiedrun Gross, seorang ilmuwan California menemukan fakta meningkatnya zat antibody pada orang yang biasa mengkonsumsi madu.
            Menurut Prof. Peter C Mulan mengatakan bahwa madu memilki zat hidrogen peroksida, yaitu zat yang efektif dalam melawan jamur dan bakteri. Dr. Glenys Round menyatakan bahwa madu digunakan untuk para penderita kanker. Dalam al-Qur’an pun Allah berfirman:
....يَخْرُجُ مِنْ بُطُوْنِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُه‘ فِيهِ شِفَآءٌ لِلنَاسِ إِنَ َفِي ذَالِكَ لأَيَةً لِقَوْمِ يَتَفَكَرُوْنَ
Artinya :
“ Dari perut lebah itu keluar minuman yang bermacam-macam warnanya, didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sungguh, pada demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berfikir”. (Q.S. An-Nahl: 69).
2.  Teknologi nuklir untuk pengembangan alat-alat medis
            Badan Teknologi Nuklir Nasional (BATAN) telah mengembangkan alat untuk memancarkan radiasi laju dosis rendah yang bernama Seed Brakiterapi I-125. Dengan cara menanamkan sumber radiasi (implantasi) kedalam jaringan kanker. Pengobatan seperti ini hanya dilakukan kepada penderita kanker prostat dan kanker payudara. Sumber radiasi ini berukuran kecil, panjangnya hanya 10 milimeter dengan diameter 1 milimeter. Penanganan kanker dengan seed I-125 tidak memerlukan rawat inap serta berdampak kecil terhadap sel-sel tubuh di sekitarnya.
3.      Susu dan Air Seni Unta
            Riset Ilmiah Dr. Faten Abdel-Rahman Khorshid, ilmuwan Saudi yang juga staf King Abdul Aziz University (KAAU) dan Presiden Tissues Culture Unit di Pusat Penelitian Medis King Fahd itu, menemukan bahwa partikel nano dalam air seni unta dapat melawan sel kanker dengan baik. Air seni dan susu unta mampu memperkecil ukuran tumor hingga setengahnya dalam waktu sebulan. Riset ini terinspirasi oleh hadits Rasulullah Saw yaitu:
            Dari Anas bin Malik berkata, “Beberapa orang dari ‘Ukl atau ‘Urainah datang ke Madinah, namun mereka tidak tahan dengan iklim Madinah hingga mereka pun sakit. Beliau lalu memerintahkan mereka untuk mendatangi unta dan meminum air kencing dan susunya. Maka mereka pun berangkat menuju kandang unta (zakat), ketika telah sembuh, mereka membunuh pengembala unta Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan membawa unta-untanya. Kemudian berita itu pun sampai kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjelang siang. Maka beliau mengutus rombongan untuk mengikuti jejak mereka, ketika matahari telah tinggi, utusan beliau datang dengan membawa mereka. Beliau lalu memerintahkan agar mereka dihukum, maka tangan dan kaki mereka dipotong, mata mereka dicongkel, lalu mereka dibuang ke pada pasir yang panas. Mereka minta minum namun tidak diberi.” (HR. Bukhari dan Muslim).
4.      Kloning Pada Manusia
            Kloning merupakan salah satu hasil dari rekayasa genetika yaitu berupa proses menghasilkan individu-individu dari jenis yang sama (identik) secara genetik. Proses kloning ini telah berhasil dilakukan pada seekor domba bernama dolly. Lahir pada tahun 1996, dan mati pada usia 6 tahun.
            Perusahaan Clonaid kelompok Raelian telah berhasil mengklon dua manusia. Pertama, lahir pada tanggal 26 Desember 2002 yang bernama Eve, dan yang kedua pada tanggal 2 Januari 2003.[7]  Salah satu kekhawatirannya adalah jika seorang bayi di clone, maka kromosomnya akan cocok dengan usia donor. Misalnya seorang anak hasil cloning yang berusia 5 tahun akan tampak seperti berumur 10 karena mendapat kromosom dari donor berusia 5 tahun, dengan disertai risiko penyakit jantung dan kanker.
5.      Solusi Terbaru Dalam Melawan Penyakit Hepatitis C
            Hepatitis adalah suatu penyakit yang menyerang hati yang disebabkan oleh virus. Hepatitis terdiri dari 3 macam, yaitu: Hepatitis A, B, dan C. Hepatitis C adalah yang paling parah dan menular melalui darah juga terjadi secara horizontal pada usia dewasa.[8] Banyak pakar medis yang mencari obat yang efektif untuk penderita Hepatitis C. Dr. Michael Charlton, seorang direktur Liver Transplantation Program di Intermountain Medical center Researchers menemukan sebuah perawatan mulut dengan pengobatan spesifik yang menghasilkan tingkat kesembuhan yang tinggi setelahnya.
6.      Teh Hijau Tunda Munculnya Kanker
            Para ahli dari Universitas Kansas, Amerika Serikat menyatakan bahwa teh hijau memilki kandungan EECG (apigallocatechin gallate). Ini adalah bahan antioksidan yang lebih efektif daripada vitamin C, E atau resveratrol (antioksidan dalam anggur merah). EECG ini memberikan 63% perlindungan pada DNA. Oleh karena inilah, teh hijau sangat baik dan dapat menunda dan memperlambat timbulnya kanker dalam jangka waktu lima tahun.[9]



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Sains Islami sebagai sains yang berlandaskan pada nilai-nilai universal secara kontruktif dapat dilihat bagaimana ia meletakan peran al-qur'an dalam kaitan Islam. Ini lah yang membedakannya dengan pandangan dunia muslim.
  1. Hal-hal pokok yang terkandung dalam syariat islam tentang kesehatan adalah sebagai berikut :
a.       Sanition and personal hygiene.
b.      Epidemiologi.
c.       Memerangi binatang melata, serangga, dan hewan yang menularkan penyakit kepada orang lain.
d.      Nutrition.
3.      Perkembangan Kedokteran Pada Masa Islam
a.       Kedokteran Nabi Saw.
b.      Masa Penerjemahan, Penyaduran, dan Pengembangan Pertama dan kedua.
c.       Perkembangan Kedokteran Persia Pada Masa Kekhalifahan Islam
d.      Kedokteran Zaman Bani Saldsyuk.
e.       Perkembangan Cabang Ilmu Kedokteran  Persia
f.       Perkembangan Kedokteran Islam di India
g.      Ilmu kedokteran Turki.
4.      Penelitian Mutakhir Tentang Kesehatan dan Obat-Obatan seperti madu, pemanfaatan teknologi nuklir, susu dan lain-lain.
B.  Kritik dan Saran

       Banyak kekurangan dalam makalah kami. Penulis berharap pembaca tidak hanya terpaku kepada makalah yang kami buat ini untuk dijadikan sebagai sumber pembelajaran.

 


DAFTAR PUSTAKA


Nata, Abuddin. Studi Islam Komprehensif. Jakarta: Kencana. Cet. 1. 2011
Al Fanjari, Ahmad Syauqi. Nilai Kesehatan dalam Syariat Islam. Jakarta: Bumi Aksara. Cet 1. 1996.
Yamani, Ja’far Khadem. Kedokteran Islam: Sejarah dan Perkembangannya. Bandung: Dzikra. Cet. 4. 2007.
Maramis, Willy F dan Albert A. Maramis.Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Edisi 2. Surabaya: Airlangga University Press, 2009.
______,Hidup Sehat dengan Akal Sehat: Kumpulan Artikel Kesehatan KOMPAS. Jakarta: Kompas. 2000.




[1]Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A., Studi Islam Komprehensif, (Jakarta: Kencana, 2011), Cet. 1, hlm. 21-22.
[2]Ibid., hlm. 391.
[3]Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A., ibid., hlm. 387.
[4] Dr. Ahmad Syauqi  Al Fanjari, Nilai Kesehatan dalam Syariat Islam, ( Jakarta: Bumi Aksara, 1996), Cet 1, hlm. 4-6
[5]Dr. Ja’far Khadem Yamani, Kedokteran Islam: Sejarah dan Perkembangannya, (Bandung: Dzikra, 2007), Cet. 4, hlm. 1-86.
[6]http://www.globalmuslim.web.id/2010/09/kedokteran-dalam-islam-sejarah.html

[7]Willy F. Maramis dan Albert A. Maramis, Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Edisi 2, Surabaya: (Airlangga University Press, 2009), hlm. 625.
[8]______,Hidup Sehat dengan Akal Sehat: Kumpulan Artikel Kesehatan KOMPAS, (Jakarta: Kompas, 2000), hlm. 75.

[9] Ibid, h.164